BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masih
banyak Pihak yang mengangap bahwa Pekerjaan Sosial merupakan sesuatu yang dapat
dilakukan oleh setiap Orang. Asal ada benda atau Materi, serta kemauan untuk
membantu orang maka dia disebut Pekerja Sosial.
Sebelum
terlampau jauh kita membahas tentang Pekerjaan Sosial, terlebih dahulu kita
melihat Pengertian Profesi Pekerjaan Sosial menurut Para Ahli dibidang
Pekerjaan Sosial. Menurut
Walter A. Friedlander dan Robert Z. Apte didalam Bukunya yang berjudul :
A
Concepts and Methods of Social work, mendefinisikan pekerjaan Sosial adalah:
”Social work is a professional
service, based on scientific knowledge and skill in human relations, which help
individuals, groups, or communities obtain social or personal satisfaction and
independence” (Friedlander dan Apte, 1980:4).
Pekerjaan sosial merupakan suatu
pelayanan profesional, yang prakteknya didasarkan kepada pengetahuan dan
ketrampilan ilmiah tentang relasi manusia, sehingga dapat membantu individu,
kelompok dan masyarakat mencapai kepuasan pribadi dan sosial serta kebebasan.
Sedangkan menurut Charles Zastrow,
didalam Bukunya yang berjudul
”Introduction
to Social Welfare, Institutions: Social Problems, Services, and Current Issues”
mendefinisikan Pekerjaan Sosial sebagai berikut: ”Social Work is the
professional activity of helping individuals, groups, or communities to enhance
or restore their capacity for social functioning and to create societal
conditions favorable to their goals” (Zastrow,1982: 12).
Pekerjaan
sosial merupakan kegiatan profesional untuk membantu individu-individu,
kelompok-kelompok dan masyarakat guna meningkatkan atau memperbaiki kemampuan
mereka dalam berfungsi sosial serta menciptakan kondisi masyarakat yang
memungkinkan mereka mencapai tujuan.
Pekerjaan Sosial adalah suatu
Profesi yang Membantu Manusia mengatasi Permasalahannya baik Ia sebagai
Indifidu, atau sebagai anggota suatu Kelompok. Dengan teknik Relasi Manusia. Sesuai
hakekatnya, Manusia adalah Mahluk Sosial dia akan selallu bergantung dengan
Manusia lainya, Ia tidak bisa hidup tanpa bantuan Orang. Tidak semua Masalah yang dihadapinya
dapat ditangani sendiri. pasti membutuhkan solusi dari Indifidu lainnya baik
anggota Keluarga, Teman , ataupun siapa saja dari luar dirinya.
Untuk lebih jelasnya mengenai
pekerjaan sosial sebagai suatu profesi akan kami ulas dalam pembahasan makalah
berikut.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah singkat pekerjaan
sosial ?
2.
Apa pengertian dan ciri-ciri profesi ?
3.
Bagaimana sejarah kesejahteraan sosial
sebagai suatu profesi ?
4.
Apakah makna profesi berkeahlian ganda ?
5.
Bagaimana pelatihan mikro, mezzo, dan makro ?
6.
Apa tujuan praktek pekerjaan sosial ?
7.
Apa perspektif kekuatan dan penguasaan dalam
pekerjaan sosial ?
8.
Bagaimana latar pekerjaan dan kesempatan dalam pekerjaan sosial
?
9.
Bagaimana praktek pribadi pekerjaan sosial ?
10.
Apakah makna pekerja sosial internasional
?
11.
Bagaimana kesadaran diri dan identitas perkembangan dalam
pekerjaan sosial ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui sejarah singkat
pekerjaan sosial.
2.
Untuk mengetahui pengertian dan
ciri-ciri profesi.
3.
Untuk mengetahui sejarah kesejahteraan
sosial sebagai suatu profesi.
4.
Untuk mengetahui makna profesi
berkeahlian ganda.
5.
Untuk mengetahui pelatihan mikro, mezzo, dan
makro.
6.
Untuk mengetahui tujuan praktek
pekerjaan sosial.
7.
Untuk mengetahui perspektif kekuatan dan
penguasaan dalam pekerjaan sosial.
8.
Untuk mengetahui latar pekerjaan dan kesempatan
dalam pekerjaan sosial.
9.
Untuk mengetahui praktek pribadi pekerjaan
sosial.
10.
Untuk mengetahui makna pekerja sosial internasional.
11.
Untuk mengetahui kesadaran diri dan identitas
perkembangan dalam pekerjaan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Singkat Pekerjaan Sosial
Perantara
kesejahteraan sosial pertama dimulai pada awal tahun 1800 dengan usaha untuk
memenuhi kebutuhan manusia yang bertempat tinggal di perkotaan. Ilustrasi dari
organisasi kesejahteraan sosial pertama adalah Masyarakat untuk Pencegahan
Kemiskinan, ditemukan oleh John Griscom pada tahun 1820. Tujuan masyarakat ini
adalah untuk menyelidiki kebiasaan dan kehidupan sehari-hari orang
miskin, untuk mengusulkan rencana-rencana agar orang-orang miskin dapat
membantu mereka sendiri dan mendorong orang-orang miskin untuk menghemat dan
berhemat.
Pada akhir setengah tahun 1800-an, sejumlah besar perantara pertolongan
pribadi telah didirikan di kota-kota besar untuk membantu orang yang yang tidak
bekerja, miskin, sakit, orang-orang yang memiliki ketidakmampuan fisik dan
mental, dan anak-anak yatim. Mulai di Buffalo, New York, pada tahun 1877,
Charity Organization Society (COS) dengan cepat diangkat di kota-kota. Dalam
COS, perantara pribadi bergabung bersama untuk menyediakan pelayanan pusat
untuk individu dan keluarga, serta merencanakan dan mengkoordinasikan usaha
perantara pribadi untuk memberantas masalah-masalah sosial kota-kota yang
menekan.
Richard Cabot memperkenalkan pekerjaan sosial kedokteran di Rumah Sakit Umum
Massachuetts pada tahun 1905. Secara berangsur-angsur, pekerja sosial
dipekerjakan di sekolah, pengadilan, klinik bimbingan anakdan lainnya.
Sepanjang abad ke-20, telah tumbuh kesadaranoleh papan perantara sosial dan
masyarakat umum yang secara profesional melatih para pekerja sosial dibutuhkan
untuk menyediakan pelayanan sosial dengan kompeten. Pada tahun 1955, Persatuan
Nasional Pekerja Sosial dibentuk, yang mewakili profesi pekerjaan sosial di
negara ini. Tujuan dari persatuan ini adalah untuk memperbaiki keadaan sosial
di masyarakat dan meningkatkan kualitas dan keefektifan dalam praktek pekerjaan
sosial. Persatuan ini mempublikasikan beberapa jurnal profesional yang sebagian
besar mengemukakan pekerjaan sosial juga daftar lowongan pekerjaan di seluruh
negara.
2.2
Pengertian Dan Ciri – Ciri Profesi
Pengertian
profesi yang dikemukakan oleh Mc. Cully (1969 :2) mengatakan bahwa profesi itu
“Vocation an which professional knowledge of some department a learning science
is used in its application to the other or in the practice of an art found it”
Definisi
ini mengandung arti bahwa profesi dapat diartikan sebagai suatu lapangan
pekerjaan yang menggunakan tehnik dan
prosedur yang berdasarkan ilmu pengetahuan yang dengan sengaja harus dipelajari
untuk kemudian diabadikan bagi kemasalahatan orang lain.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa profesi dapat diartikan sebagai suatu lapangan
pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya memerlukan tehnik dan prosedur yang
lmiah,memiliki dedikasi serta cara menyikapi lapangan pekerjaan yang
berorientasi pada layanan yang ahli
Selanjutnya
Dr. Abraham fexner,seperti yang dikutip
oleh syarif muhidin (1980 : 25) mengemukakan kreteria profesi adalah sebagai
berikut :
1. profesi
merupakan kegiatan intelektual yang disertai oleh tanggung jawab yang besar.
2. mereka
belajar dari alam dan anggota – anggotanya secara kontan selalu berhubungan
dengan laboratorium atau seminar – seminar untuk menyajikan data baru.
3. mereka
tidak hanya akademik atau teoritis ,tetapi praktis dalam tujuan..
4. mereka
memiliki tehnik – tehnik yang mampu di komunikasikan melalui pendidikan khusus.
5. Mereka
berorganisasir atau dapat berorganisasir sendiri.
6. Mereka
lebih reponsif trhadap kepentingan umum dari pada kegiatan individual dan
mereka lebih terikatuntuk mencapai tujuan sosial.
Depdikbud
(1983 :2) dalam buku II modul profesionalisasi jabatan guru,mengemukakan
hakekat profesi ialah informed responsivenesss 9tanggapan yang bijaksana)serta
layanan pengabdian yang dilandasi oleh keahlian ,tehnik dan prosedur yang
mantap serta sikap kepribadian tertentu.
Syarif
Muhidin (1980-28) mengemukakan perbedaan pokok antara suatu profesi dan
pekerjaan (occupation) yang bukan profesi ialah profesi bisanya dipandang
sebagai substansi kerangka ilmu pengetahuan (body of knowledge) dimana profesi
tersebut bersumber dan bermuara. Pekerjaan (occupation) kadang – kadang
diartikan sebagai” seni profesi” karena menggunakan keahlian tehnik dan
memiliki pengetahuan yang didasarkan kepada pengalaman dan praktek.
Berdasarkan
pembahasan tentang pengertian,hakekat dan syarat- syarat profesi,maka suatu
pekerjaan dapat dikatakan suatu profesi apabila bersumber dari ilmu pengetahuan
dan pengetahuan itu diperoleh dan pendidikan,serta memiliki cirri – cirri
sekaligus syarat – syarat tertentu.
Westley
dan Gibson ( 1965 :5) mengemukakan ciri – ciri
profesi adalah sebagai berikut :
1. Pengakuan
oleh masyarakat terhadap layanan tertentu yang hanya dapat dilakukan oleh
kelompok pekerja yang dikategorikan sebagai suatu profesi.
2. Memiliki
suatu kerangka bidang ilmu ( body of
knowledge) yang menjadi landasan tehnik- tehnik dan prosedur yang unik.
3. Sebelum
mampu melaksanakan suatu pekerjaan
professional diperlukan persiapan
yang sengaja dan sistematis melalui pendidikan dan ketrampilan
4. Memiliki
organisasi yang professional yang berfungsi melindungi kepentingan
anggotanya,menjaga dan sekaligus meningkatkan kualitas layanan kepada
masyarakat dan tindaka- tindakan etis
professional pada anggotanya yang diatur dalam suatu kode etik.
2.3
Sejarah Kesejahteraan Sosial Sebgai
Suatu Profesi
Pekerjaan sosial lahir sebagai suatu profesi
pada awal abad kedua puluh, dan dewasa ini profesi ini dituntut untuk memenuhi
mandat kesejahteraan sosial dalam mempromosikan kesejahteraan dan kualitas
kehidupan. Dengan demikian, pekerjaan sosial meliputi kegiatan-kegiatan yang
diarahkan untuk memperbaiki kondisi-kondisi manusia dan sosial serta mengurangi
kesulitan-kesulitan manusia dan masalah-masalah sosial.
Para pekerja sosial sebagai kaum profesional
yang peduli, bekerja dengan orang-orang untuk meningkatkan kompetensi dan
keberfungsian mereka. Pekerja sosial juga berusaha untuk mengakses
dukungandukungan, dan sumber-sumber sosial, untuk menciptakan
pelayanan-pelayanan sosial yang manusiawi dan tanggap, serta untuk memperluas
struktur masyarakat yang menyediakan kesempatan-kesempatan bagi semua anggota
masyarakat.
Pekerja sosial yang profesional bekerja dengan
menggunakan pendekatan pendekatan sistematis berdasarkan sejumlah pengetahuan
dan penelitian. Profesi pekerjaan sosial mempunyai komitmen terhadap kebijakan
dan praktik yang mempromosikan keadilan sosial, hak asasi manusia, akses kepada
sumber-sumber dan layanan bagi semua orang, khususnya bagi mereka yang rentan.
Dengan demikian, keprihatinan pekerjaan sosial pertama-tama adalah pelayanan
kemanusiaan yang fokus pada manusia dalam lingkungan sebagai suatu paradigma
dalam melakukan asesmen dan perubahan.
Secara konvensional, pekerjaan sosial biasanya
dipandang sebagai suatu profesi yang menangani permasalahan kesejahteraan
sosial baik pada lingkungan lembaga maupun masyarakat. Dalam lingkungan
lembaga, pekerja sosial biasanya bekerja pada institusi-institusi pelayanan
sosial seperti lembaga rehabilitasi sosial, pengasuhan anak, perawatan orang
tua, penampungan korban narkoba dan lain sebagainya. Sementara, pada lingkungan
masyarakat, umumnya pekerja sosial menangani permasalahan sosial yang berkaitan
dengan pembangunan lokal (pedesaan dan perkotaan), pengentasan kemiskinan atau
perancang proyek-proyek usaha ekonomis produktif (Suharto, 1997).
Sebagai petunjuk dan pedoman sikap pekerja
sosial dalam praktek profesionalnya, maka harus ada kode etik profesional bagi
pekerja sosial yang memberikan tuntutan bagi prakteknya dalam menerapkan
pelayanan pekerjaan sosial profesional. Kode etik ini akan mengungkapkan
standar-standar tingkah laku tertentu bagi pekerja sosial dalam hubungan
profesionalnya dengan mereka yang dilayaninya. Dalam mematuhi kode etik ini
pekerja sosial memandang kewajiban-kewajiban yang tercantum didalamnya sesuai
dengan situasi yang dihadapinya, memasukan semua prinsip-prinsip ke dalam
pertimbangannya, serta memilih suatu rangkaian kegiatan yang selaras dengan
jiwa dan hakekat kode etik tersebut.
Kode etik merupakan rumusan atau standar atau
tuntunan tentang perilaku yang dianggap baik dan yang perlu ditunjukan oleh
anggota profesi dalam melaksanakan tugasnya.
Tujuan dan fungsi kode etik profesi adalah
sebagai berikut :
1.
Melindungi reputasi ptofesi dengfan jalan
memberikan kriteria-kriteria yang dapat diikuti untuk menghatur tingkah laku
anggotanya.
2.
Secara terus menerus meningkatkan kompetensi
dan kesadaran tanggung jawab bagi para anggota di dalam melaksanakan praktek.
3.
Melindungi masyarakat dari praktek-praktek yang
tidak kompeten.
Kode
etik pada prinsipnya mengatur hal-hal yang berkaitan dengan proses pertolongan
pekerjaan sosial yasng mengatur komponen-komponen proses pertolongan pekerjaan
sosial yaitu : pekerja sosial, klien, teman sekerja, badan sosial tempat
pekerja sosial bekerja, profesi pekerja sosial dan masyarakat tempat proses
pertolongan diberikan.
Namun
demikian, kode etik yang saat ini dipakai dan dijadikan pedoman oleh pekerja
sosial di Indonesia adalah kode etik yang berasal dari Amerika Serikat
(National Association of Social Welfare), walaupun tetap dapat digunakan
sebagai pedoman sikap para pekerja sosial dimanapun.
2.4 Profesi Berkeahlian Ganda
Pekerjaan sosial adalah
kegiatan professional dalam membantu individu, kelompok, keluarga, organisasi
dan komunitas untuk meningkatkan atau mengembalikan kapasitas mereka terhadap
keberfungsian sosial dan untuk meciptakan kondisi masyarakat sesuai dengan tujuan
mereka.
Seorang pekerja sosial butuh
pelatihan dan keahlian dalam area yang luas untuk menangani masalah-masalah
individu, kelompok, keluarga, organisasi, dan komunitas yang lebih besar secara
efektif. Pekerja sosial dilatih untuk menangani masalah sosial yang umum dan
pribadi. Keahian-keahlian yang dibutuhkan termasuk pembangunan hubungan dengan
klien, wawancara, pemecahan masalah, dan hal-hal yang berkaitan dengan
organisasi.pekerja sosial juga harus memiliki keahlian meneliti, perkembangan dan
penyumbangan program, dan pengetahuan tentang bagaimana menangani isu-isu
legal.
Keahlian yang paling penting
adalah pekerja sosial membutuhkan kemampuan untuk menasihati klien dengan
efektif. Bagi yang tidak dapat melakukannya, tidak dapat bekerja di pekerjaan
sosial. Keahlian kedua yang paling penting adalah kemampuan untuk berinteraksi
dengan kelompok lain. Pekerja sosial juga membutuhkan persepsi yang akurat dari
kekuatan dan kelemahan profesionalnya.
2.5 Pelatihan Mikro, Mezzo, Dan Makro
·
Mikro : bekerja dengan individu
·
Mezzo: bekerja dengan keluarga dan kelompok kecil
lainnya
·
Makro: bekerja dengan organisasi dan komunitas atau
mencari perubahan dalam UU dan peraturan sosial
Kegiatan spesifik diselenggarakan oleh para
pekerja, termasuk :
1. Social Casework (Pekerjaan Perkara Sosial)
Pekerjaan perkara sosial mencakup macam-macam
kegiatan, seperti membantu orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan untuk
memperoleh pekerjaan, menempatkaganyan anak-anak terlantar di panti asuhan,
menyediakan pelayanan perlindungan untuk anak-anak yang mendapatkan penyiksaan
dan keluarganya, membantu para pecandu alkohol untuk menyatakan bahwa mereka
mempunyai masalah minum.
2. Case Management (Manajemen Perkara)
Tujuan dari manajemen perkara hampir sama
dengan pekerja kasus sosial, yaitu menyediakan nasihat-nasihat, menerima klien
untuk membuat kepastian mereka mengikuti peraturan masa percobaan,
menghubungkan klien dan keluarganya dengan pelayanan yang dibutuhkan,
menyiapkan laporan pengadilan, dan memberikan kesaksian di pengadilan.
3. Group Work (Kerja Kelompok)
Kerja kelompok memfasilitasi
intelektual-intelektual, emosional, dan perkembangan sosial individu melaluui
kegiatan kelompok.
4. Group Therapy (Terapi Kelompok)
Terapi kelompok bertujuan memfasilitasi sosial,
tingkah laku, dan penyesuaian emosional individu melalui proses kelompok.
5. Family Therapy (Terapi Keluarga)
Terapi keluarga merupakan suatu jenis terapi
kelompok yang bertujuan membantu keluarga dengan masalah interaksional, tingkah
laku, dan masalah emosional.
6. Community Organization (Organisasi Komunitas)
Organisasi komunitas bertujuan mendorong dan
membantu komunitas local untuk melakukan evaluasi, perencanaan, dan
mengkoordinat usaha-usaha untuk menyediakan kebutuhan kesehatan, kesejahteraan,
dan rekreasi komunitas.
7. Administration (Administrasi)
Fungsi administrasi meliputi perantara
pengaturab dan objektif program, menganalisis keadaan sosial dalam komunitas,
membuat keputusan yang berhubungan dengan pelayanan apa yang akan disediakan,
mengupahi dan mengawasi anggota staf, mengatur struktur organisasi,
mengadministrasi urusan keuangan, dan menyumbangkan dana untuk operasi
perantara. Selain itu, administrasi juga mengkoordinasi usaha-usaha untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu.
2.6 Tujuan Praktek Pekerjaan Sosial
Tujuan dari praktek pekerjaan sosial adalah:
1. Meningkatkan pemecahan
masalah, pengatasan masalah, dan masalah kapasitas perkembangan manusia.
2. Menghubungkan manusia dengan
sistem-sistem yang menyediakan mereka dengan sumber-sumber, pelayanan, dan
kesempatan-kesempatan.
3. Meningkatkan keaktifan dan
operasi ramah sistem-sistem yang menyediakan manusia dengan sumber-sumber dan
pelayanan-pelayanan.
4. Mengembangkan dan
memperbaiki peraturan sosial.
5. Memajukan manusia dan
komunitas.
2.7 Perspektif Kekuatan Dan Penguasaan
Pekerjaan sosial menegaskan
penguasaan dan perspektif kekuatan dalam bekerja dengan individu, kelompok,
keluarga, organisasi, dan komunitas. Sangatlah penting sekali sekarang ini bahwa
para pekerja sosial memiliki perspektif internasional selama kita sidup di
komunitas global. Penting bahwa para pekerja sosial, meliputi kekuatan
klien-klien dalam proses penilaian. Dalam bekerja sama dengan klien, pekerja
sosial fikus terhadap kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber klien untuk membantu
mereka memecahkan berbagai masalah. Untuk memanfaatkan kekuatan klien secara
efektif, para pekerja sosial harus menegenali kekuatan-kekuatan tersebut.
2.8 Latar Pekerjaan Dan
Kesempatan Dalam Pekerjaan Sosial
Macam-macam latar pekerjaan
tersedia untuk para pekerja sosial, termasuk perlindungan perkembangan, adopsi,
masa percobaan dan pembebasan, asisten umum, pemberian nasihat, pelayanan untuk
orang tua tunggal, pelayanan day-care, pelayanan sekolah sosial, pelayanan
untuk veteran, pelayanan rekreasi seperti pramuka pandu dan program YWCA,
pelayanan sosial dalam rumah sakit pengobatan atau mental, program
anti-kemiskinan, penyumbangan dana, aksi sosial, pelayanan keluarga berencana,
dan pelayanan-pelayanan lainnya. Selain itu, ada pula kesempatan kerja untuk
mereka yang memiliki pengalaman dan pelatihan professional yang telah maju
dalam perencanaan sosial, organisasi komunitas, konsultasi, supervise,
pengajaran, dan administrasi.
2.9 Praktek Pribadi Pekerjaan
Sosial
Para pekerja sosial
diperbolehkan untuk melakukan praktek pribadi untuk bekerja seharian penuh
untuk sebuah perantara. Atau individu dapat bekerja seharian penuh dalam
praktek pribadi. Pada rencana lain, para pekerja sosial dapat dipekerjakan oleh
sebuah klinik pribadi yang dimiliki oleh seorang ahli jiwa atau psikiater untuk
menyediakan terapi terhadap individu dan kelompok.
2.10 Pekerja Sosial
Internasional
Pekerjaan sosial sekarang
ini merupakan profesi dunia. Profesi ini diselenggarakan di Great Britain,
Kanada, Amerika, India, dan sejumlah negara-negara lainnya. Berbagai krisis dan
masalah dialami oleh satu negara yang kemudian mempengaruhi negara lain.
Pelajaran dari pekerjaan sosial internasional dan kesejahteraan sosial sekarang
ini merupakan suatu kepentingan yang menggerakkan kita melewati banyak
rintangan dan mengizinkan kita semua untuk menjadi lebih baik dalam komunitas
dunia yang kooperatif.
2.11 Kesadaran Diri Dan
Identitas Perkembangan
Ketika melatih murid-murid
pekerja sosial, para pendidik menemukan bahwa murid-murid yang dapat memberi
nasihat yang terbaik kepada orang lain adalah mereka yang mengenali dirinya
sendiri, yaitu mereka memiliki kesadaran diri yang tinggi. Seorang penasihat
harus cerdik dalam memperhatikan apa yang klien sedang pikirkan dan rasakan.
Untuk menjadi cerdik, penasihat harus dapat menempatkan dirinya dalam situasi
klien dan menentukan apa yang benar-benar klien sedang rasakan dan pikirkan.
Kecuali jika penasihat memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi, dia sangat
tidak mungkin untuk bisa merasakan apa yang orang lain rasakan dan pikirkan
Pembentukan identitas adalah
suatu proses untuk menentukan siapa dirinya dan apa yang diinginkannya di luar
kehidupannya. Perkembangan identitas adalah proses yang sangat lama. Untuk
mengembangkan identitas yang sukses, seseorang harus berpengalaman dalam kedua
cinta dan harga, terutama pada masa anak-anak. Apabila hanya berpengalaman pada
salah satu dari keduanya, maka identitas akan mengalami kegagalan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pekerjaan sosial lahir sebagai suatu profesi
pada awal abad kedua puluh, dan dewasa ini profesi ini dituntut untuk memenuhi
mandat kesejahteraan sosial dalam mempromosikan kesejahteraan dan kualitas
kehidupan. Dengan demikian, pekerjaan sosial meliputi kegiatan-kegiatan yang
diarahkan untuk memperbaiki kondisi-kondisi manusia dan sosial serta mengurangi
kesulitan-kesulitan manusia dan masalah-masalah sosial. Suatu
pekerjaan dapat dikatakan suatu profesi apabila bersumber dari ilmu pengetahuan
dan pengetahuan itu diperoleh dan pendidikan,serta memiliki cirri – cirri
sekaligus syarat – syarat tertentu.
Keahlian yang paling penting
adalah pekerja sosial membutuhkan kemampuan untuk menasihati klien dengan
efektif. Bagi yang tidak dapat melakukannya, tidak dapat bekerja di pekerjaan
sosial. Keahlian kedua yang paling penting adalah kemampuan untuk berinteraksi
dengan kelompok lain. Pekerja sosial juga membutuhkan persepsi yang akurat dari
kekuatan dan kelemahan profesionalnya.
Kegiatan umum yang dilakukan pekerja sosial termasuk:
·
Mikro : bekerja dengan individu
·
Mezzo: bekerja dengan keluarga dan
kelompok kecil lainnya
·
Makro: bekerja dengan organisasi
dan komunitas atau mencari perubahan dalam UU dan peraturan sosial
Kegiatan spesifik diselenggarakan oleh para
pekerja, termasuk :
1. Social Casework (Pekerjaan Perkara Sosial)
2. Case Management (Manajemen
Perkara)
3. Group Work (Kerja Kelompok)
4. Group Therapy (Terapi
Kelompok)
5. Family Therapy (Terapi
Keluarga)
6. Community Organization
(Organisasi Komunitas)
7. Administration
(Administrasi)
DAFTAR RUJUKAN
Sunaryo.1995.Dasar-Dasar
Rehabilitasi dan Pekerjaan Sosial.Bandung: Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru
Widati,Sri.1984.Rehabilitasi
Sosial Psikologi.Bandung : Jur PLB FIP IKIP Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar