BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari untuk memahami
seseorang (konseling) dibutuhkan pengetahun mengenai kepribadian orang
tersebut. Dalam suatu pekerjaanpun dibutuhkan informasi mengenai karakter
karyawan agar pimpinan dapat menempatkan karyawan sesuai dengan kepribadiannya
sehingga pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Dalam Bimbingan Konseling,
informasi mengenai siswa/konseli sangat dibutuhkan demi tercapainya tujuan dari
konseling dan memperlancar proses konseling itu sendiri. Untuk mengetahui
karakter seseorang maka digunakan salah
satunya dengan cara melalui tes kepribadian.
Selain Edward Personality dan Kreapelin, ada juga
tes yang bisa digunakan untuk mengetahui kepribadian seseorang yaitu tes
Grafis. Didalam makalah ini akan dibahas tentang tes grafis dan macam – macam
bentuk dari tes grafis. Tes grafis sendiri terdiri dari empat macam, namun
disini akan dibahas tiga dari empat tes tersebut yaitu tes House Tree Person
(HTP), Draw Analisys Person (DAP) dan tes BAUM.
1.2. Rumusan
Masalah
Dari Latar
belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah antara lain :
1.2.1.
Apa
pengertian umum dari tes Grafis?
1.2.2.
Apa
sajakah macam dari tes Grafis untuk mengetahui kepribadian seseorang?
1.2.3.
Bagaimana teori, alat
tes, proses tes, skoring dan kesimpulan hasil tes serta makna atau kegunaan
dari masing-masing bentuk tes Grafis (HTP, DAP, dan BAUM)?
1.3. Tujuan
Tujuan dari
penulisan makalah ini antara lain :
1.3.1.
Mengetahui
pengertian tes Grafis
1.3.2.
Mengetahui
macam – macam tes Grafis
1.3.3.
Mengetahui
teori,
alat tes, proses tes, skoring dan kesimpulan hasil tes serta makna atau
kegunaan dari masing-masing bentuk tes Grafis (HTP, DAP, dan BAUM)
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1. Tes Grafis
2.1.1. Sejarah Singkat Tes Grafis
Tes psikologi pertama-tama umumnya untuk mengukur intelegensi dan prestasi
sekolah, hanya beberapa yang ditujukan untuk tes kepribadian. Di Amerika
Serikat, pertengahan 1930an dimulai lebih bebas dalam interpretasi tes yang
mengukur kemampuan mental dengan metode kualitatif. Tes menggambar, awal tujuan
untuk mengukur intelegensi secara kaku.
2.1.2. Pengertian Tes Grafis
Tes
grafis adalah bagian dari tes proyektif di ilmu psikologi. Tes grafis disebut juga sebagai paper and
pencil test karena hanya melibatkan 2 bahan tersebut dan dianggap sebagai tes
yang sederhana dan murah. Sederhana karena tugas yang diberikan tidak rumit,
mudah dimengerti subyek dan waktu pengerjaan tidak lama. Murah karena hanya
melibatkan beberapa lembar kerja kertas dan sebatang pensil.
Tes
grafis yang umum dikenal sebenarnya terdiri dari empat alat tes yang berdiri
terpisah. Mereka adalah BAUM, Draw A Person (DAP), House Tree Person (HTP), dan
Drawing Completion Tes (DCT). Keempat alat tes ini menggunakan media gambar
untuk menelaah ciri kepribadian seseorang. HTP umumnya dipakai dalam ranah
klinis karena kedalaman makna yang dapat digali. Dalam ranah seleksi, yang umum
digunakan adalah BAUM, DAP, dan atau DCT. Keempatnya memiliki norma tersendiri
untuk menelaah dan mengartikan hasil gambar. Bahkan DCT memiliki lembar nilai
kuantitatif, yang tergolong unik untuk tes proyektif. Selanjutnya, hanya akan
dibahas tentang HTP, DAP dan BAUM.
2.1.3.
Validitas
dan Reliabilitas
Cassel, Johnson, dan Burns, 1958,
dengan membuat kriteria skoring DAP awalnya memiliki reliabilitas 0,
33,kemudian dilakukan kriteria skoring lagi, hasil menjadi 0,77.
Faktor yang mempengaruhi kesulitan
untuk mengukur validitas dan reliabilitas adalah prosedur skoring dalam tes
menggambar kurang obyektif dan variasi gambar. Sehingga sulit untuk melakukan
tes kembali (retest).
2.1.4.
Manfaat dan
Keterbatasan
1.
Manfaat : sebagai salah satu alat
tes psikologi untuk mengungkap kepribadian.
2.
Keterbatasan : Tidak mengikuti
prosedur formal untuk standarisasi konstruksi tes administrasi dan petunjuk skoring
yang tidak konsisten
·
Norma interpretasi yang kurang
sistematis
·
Obyektivitas skoring minimal
·
Interpretasi didasari akal sehat
·
Reliabilitas dan validitas yang
kurang
·
Kurang ada penelitian yang dikaitkan
dengan budaya untuk petunjuk interpretasi
Strategi
untuk mengatasi keterbatasan dalam tes grafis ini sebaiknya dikombinasikan
dengan alat tes lain apabila digunakan untuk menegakkan diagnosis.
2.2. House
Tree Person (HTP)
2.2.1.
Sejarah
Pencipta
: John N. Buck. Dikembangkan oleh tahun 1947, direvisi tahun 1948, 1949 dan
(revisi Buck & Warren) 1992. Pada prinsipnya dikembangkan dari Goodenough
Scale yang berfungsi untuk mengukur fungsi/ kematangan intelektual Buck
meyakini bahwa gambar rumah dan pohon juga dapat memberikan informasi yang
relevan mengenai kepribadian individu. Buck meyakini juga bahwa goresan gambar
seseorang (dalam hal ini gambar rumah, pohon dan orang) dapat mewakili karakter
pribadinya. HTP merupakan salah satu tes grafis yang berguna untuk melengkapi
tes grafis yang lain.
Tes
HTP (House tree Person) umumnya memiliki tujuan untuk mengukur keseluruhan
pribadi. Waktu yang dipergunakan dalam tes Psikologi HTP normalnya selama 10
menit.Berikut beberapa alasan digunakannya tes HTP sama seperti tes DAP dan
BAUM, yaitu:
·
Karena ketiga objek tersebut paling dikenal oleh orang
·
Hampir semua orang tak menentang diminta menggambar House
Tree Person
·
Dibandingkan dengan objek lain, objek yang lebih dapat
menstimulir verbalisasi yang sifatya jujur dan bebas.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan adalah HTP digunakan oleh para ahli jiwa untuk
mendapatkan data yang cukup signifikan yang mempunyai sifat diagnosa atau
prognosa mengenai keseluruhan pribadi individu yang bersangkutan, juga dapat
mengetahui bagaimana interaksi pribadi dengan lingkungan baik yang umum ataupun
spesifik. Menurut John Duck, HTP digunakan untuk mendapatkan data tentang
kemajuan individu yang dikenai suatu treatment. Baik HTP ataupun tes grafis
lainnya dapat disertai dengan warna dan interpretasinya mencakup juga sesuai
atau tidak sesuainya penggunaan warna terhadap objek. Yang paling penting di
interpretasi adalah orientasi individu (terhadap ruang dan daya abstraksi).
2.2.2.
Prinsip
Penyajian Tes
Ada 2 cara:
1) Subjek diminta menggambar HTP dalam
1 kertas
2) Subjek diminta menggambar HTP
masing-masing dalam kertas tersendiri untuk mengukur inteligensi
2.2.3.
Material Tes
1) Kertas HVS folio
2) Pensil (HB, 2B, pensil
yang efektif buat menggambar)
3) Meja yang permukaannya rata
4)
Penerangan yang cukup
2.2.4.
Proses Tes/ Langkah – Langkah Tes
Berikut langkah – langkah dalam melaksanakan proses tes HTP
:
Dalam psikologi klinis tidak dibatasi (± 10-20 menit)
Instruksi
1. “Tulis identitas diri Anda di sisi
kanan atas” (nama, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan)
2. “Silahkan saudara menggambar rumah, pohon,
dan orang pada kertas yang tersedia”
2.2.5.
Makna Tes/ Filosofi (John N. Buck)
·
Lebih menekankan pada keseluruhan,
yaitu ketiganya harmonis atau tidak
·
Prinsip umum interpretasi tidak lepas
dari masing-masing gambar
1)
Kesan Umum
2) Gambar Rumah
3) Gambar Pohon
4) Gambar Orang
Kesan Umum
§ Proporsi Gambar
proporsional atau tidak?
§ Posisi : Letak masing-masing gambar
§ Komposisi : Bagaimana ia menempatkan
diri individu, apakah menggunakan ratio atau tidak?
§ Penyelesaian : Berhububungan dengan
perhatian, penilaian dan penghargaan subjek terhadap apa yg disimbolkan dari
komponen yg diselesaiakannya. Perhatikan hal yang paling selesai! Bagian gambar
yg tidak selesai adalah hal yg dianggap tidak penting oleh subjek
Rumah
§ Menggambarkan kehidupan sosial
terutama pola kontak/interaksi interpersonal
§ Merupakan simbol dari peran ibu,
sebagai pelindung dan pemelihara
§ Secara keseluruhan dapat
dipertimbangkan sebagai refleksi persepsi diri subjek atau sebagai potret
pengalaman di masa lalu subjekpada keluarga serta aspirasinya pada keluarga
§ Bentuk rumah
yang normal, sekurang-kurangnya memiliki 1 pintu, 1 jendela, dinding dan atap
§ Bila subjek
menggambar kurang 1 dari bagian tersebut
untuk usia > 7 tahun dan anak normal, menunjukkan tidak tercukupinya intelektual/gangguan
emosi yang berat
§ Penambahan
bagian – bagian dari rumah (di
luar bagian
– bagian utama) : keadaan kecemasan menyeluruh
Bagian-bagian Rumah
§ Atap : berasosiasi dengan super-ego
yang terdapat di dalam keluarga serta hubungan sosialnya
§ Dinding :
merefleksikan karakteristik ego dalam kontak dengan realitas
§ Jendela &
Pintu : berasosiasi dengan bentuk hub.interpersonal dg lingkungan eksternal
§ Jalan setapak :
berasosiasi dengan akses untuk melakukan kontak dalam hub. interpersonal
§ Pagar : berasosiasi
dengan batas antara lingkungan eksternal (sosial) dengan dunia internal yang
dapat berupa aturan-aturan
§ Penampakan
rumah : berasosiasi dengan keseluruhan dan fungsi ibu serta gambaran sikap hubungan interpersonal
subjek
Pohon
§ Menggambarkan
interaksi kehidupan vitalitas/ peranan hidup individu yang bersangkutan dalam hubungan
dengan kemampuan yang dimilikinya
§ Merupakan
simbol peran dari figur ayah
Orang
§
Menggambarkan kehidupan hubungan
interpersonal yang bersifat umum atau spesifik
§
Merupakan simbol dari kondisi diri
subjek
Ø Garis dan dinding mewakili ego
seseorang. Garis dan dinding yang terlalu samar menunjukkan ego yang lemah.
Sedangkan bila terlalu tebal menunjukkan kecemasan yang berlebihan.
2.3. Draw
Analisys Person (DAP)
2.3.1. Sejarah
tes Draw Analisys Person (DAP)
Tes DAP (Draw A Person) atau juga
sering disebut DAM (Draw A Man) merupakan salah satu bentuk alat tes Psikologi
yang sering kita jumpai di saat proses assessment psikologi. Tes DAP atau DAM
termasuk tes individual. Pada tahun 1926, Goodenough mengembangkan
Draw-A-Man (DAM) Test untuk memprediksi kemampuan kognitif anak yang
direfleksikan dari kualitas hasil gambarnya. Asumsinya: akurasi dan detail
gambar yang dihasilkan menunjukkan tingkat kematangan intelektual anak. DAM
test ini digunakan untuk anak usia 3 – 10 tahun.
Pada tahun 1948, Buck mengembangkan
House-Tree-Person (HTP) Test, gambar rumah dan pohon yang memiliki kedekatan
dengan kehidupan seseorang yang juga termasuk tes proyeksi.
Tahun 1949, Machover mengembangkan
Draw-A-Person (DAP) Test, sebagai teknik untuk mengukur kepribadian. Machover
mengembangkan sejumlah hipotesis berdasarkan obeservasi klinis dan penilaian
intuitif. Misal, ukuran gambar berkaitan dengan tingkat self-esteem, penempatan
gambar dalam kertas merefleksikan suasana hati dan orientasi sosial seseorang.
Selanjutnya tahun 1951, Hulse mengembangkan
Draw-A-Family (DAF) Test, DAP secara luas kemudian dikembangkan oleh Hammer
(1958), Headler (1985), Urban (1963), Koppitz (1968, 1984).
Tahun 1963, Harris membuat
revisi DAM Test dengan menambahkan dua form baru (anak bukan hanya diminta
untuk menggambar seorang laki-laki, tetapi juga seorang wanita, dan gambar
dirinya sendiri, sistem skoring yang lebih detail, dan standarisasi yang lebih
luas.
Seorang tokoh tes psikologi, Levy
mengemukakan beberapa kemungkinan dalam penggunaan Tes DAM (Draw A Man) atau
tes DAP (Draw A Person), diantaranya sebagai berikut:
2.3.2. Pengertian
dan Tujuan
DAP atau Draw a Person adalah salah
satu jenis psikotes menggambar. Tes ini mudah diinterpretasikan dan banyak
digunakan di berbagai negara karena tidak ada hambatan bahasa, hambatan budaya
dan komunikasi antara penguji dan peserta tes. Biasannya, DAP digunakan dalam
berbagai tujuan sehingga bersifat universal.
Di Indonesia, tes ini banyak digunakan
untuk perekrutan pegawai swasta, pegawai pemerintah, dan lembaga lainnya. Dalam
pengerjaan tes ini, bisa dilakukan secara kelompok atau individual. Tes
kelompok biasanya digunakan dalam perekrerutan pegawai yang berjumlah banyak
(misalnya perekrutan pegawai PNS), sementara, tes individual digunakan untuk
perekrutan pegawai dengan kualifikasi tertentu dan kuantitas sangat terbatas.
Anda sebagai peserta tes akan diminta
oleh pengawas untuk menggambar tiga orang pada tiga lembar terpisah yaitu
gambar laki-laki, gambar perempuan dan gambar Anda sendiri. Tapi, jika Anda
dites dalam sebuah kelompok, Anda hanya akan diminta untuk menggambar satu
orang. Usahakan sesuai dengan jenis kelamin Anda sendiri. Identitas diri
ditulis pada bagian belakang kertas supaya bidang gambar tetap bersih. Tapi
tergantung pada permintaan pengawas. Intinya dengarkan setiap petunjuk dari
pengawas.
Dalam tes kelompok peserta hanya
diminta menggambar satu orang saja untuk menghemat waktu. Waktu yang diberikan
pengawas biasanya berkisar antara 10 sampai 15 menit.
Tujuan dari tes DAP ini yaitu
sebagai alat pembantu untuk memahami stuktur kepribadian dan hal-hal bersifat
fisik, tidak dapat memprediksi apa yang mungkin akan terjadi secara tepat
apabila semua data yang terlibat dengan subyek tidak diprediksi dan di kontrol.
2.3.3. Alat
Tes
·
Pensil HB
·
Kertas HVS ( ukuran 11,9x8.3 inci)
·
Tidak diperkenankan menggunakan
penghapus/ penggaris atau alat bantu lainnya (untuk tes klasikal), sedang untuk
tes individual diperbolehkan sebab bisa dilakukan observasi.
·
Meja kayu, permukaan meja rata atau
bisa dengan menggunakan alas,ruangan tidak banyak dekorasi agar bebas dari
stimulus, pencahayaan yang cukup.
2.3.4. Langkah
– Langkah/ Administrasi Tes
A.
Intruksi
Berikut adalah serangkaian intruksi tes DAP:
1) Pada anda
telah diberikan satu lembar kertas kosong
2) Tuliskan di
kiri atas: nama, nomor, jenis kelamin, usia, dan tanggal tes hari ini
3) Setelah
selesai baiklah kertas tersebut sehingga anda menghadapi halaman yang
sepenuhnya kosong. Halaman itu menjadi milik anda
4) Tugas anda
adalah MENGGAMBAR ORANG dalam kehidupan sehari-hari
5) Namunyang
tidak boleh digambar adalah
ü Foto
ü Wayang
ü Karikatur
ü Rekan sesama
peserta tes
ü Saya sebagai
tester
6) Testee hanya diperkenankan menggunakan pensil yang telah
dibagikan. Testee tidak diperkenankan menggunakan
alat bantu lainnya seperti: alas, penghapus, penggaris,dll
7) Sampai
disini apakah ada pertanyaan? kalau tidak ada, maka waktu yang diberikan adalah
10 menit, silahkan mulai
8) (Setelah 5
menit) Setelah menggambar tuliskan siapa/ profesi orang yang digambar, usia,
jenis kelamin dan aktivitas yang seang dilakukan!
catatan:
Tester
mengatakan: “silahkan saudara menggamarkan orang”. Hal ini bisanya
menimbulkan beberapa pertanyaan, seperti: “orang yang lengkap?”, “orang yang bagaimana?”,
dan beberapa peryataan testee tentang ketidakmampuannya dalam menggambar. untuk
menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan macam gambarnya, Terster harus
membatasi dengan pernyataan umum, misalnya: “gambarlah yang anda sukai dan
dengan cara yang anda sukai”. ini harus diulang-ulang untuk mendorong dan
member stimulasi kepada testee, asal jangan member petunjuk yang mengarahkan.
Terhadap
ekspresi keragu-raguan mengenai kemampuannya menggambar dapat diberikan
jawaban: “tidak apa, kami tidak memperhatikan keindahan gambar yang anda buat,
pokoknya anda menggambar orang”. ini juga boleh diulang-ulang dan ditekankan,
asal jangan sampai memberikan pengarahan,
Dengan
demikian testee akan bereaksi dengan berbagai cara. Misalnya: ia menggambar
lengkap , atau menggambar orang lengkap, atau menggambar sebagian, gambar
kartun, gambar wayang, gambar skematis, gambar stereotype, atau gambar abstrak,
atau testee menunjukkan sikap acuh tak acuh. Apabila testee menggambar figure
yang tidak lengkap, maka kepadanya diberikan kertas lain dan diminta untuk
menggambar yang lengkap (kertas gambar diberi nomor urut). Dijelaskan
secukupnya apa yang dimaksud dengan figure lengkap, yaitu yang
memiliki empat bagian besar dari badan: kepala, batang tubuh/badan, lengan, dan
tungkai. Apabila diantaranya benar-benar hilang, gambar itu tidak lengkap,
tetapi kalau yang hilang hanya sebagian dari keempat bagian penting itu,
misalnya: telapak tangan, telapak kaki, sebagian komponen wajah; gambar itu
masih di terima sebagai gambar yang lengkap.
Apabila
testee menggambar kartun, stick figure, stereotype, atau abstrak,
testee diberikan kertas lagi untuk menggambar yang lain. Tidak boleh gambar
kartun strereotipe dan sebagainya. Pengulangan ini dilakukan terus sampai
gambar yang dikehendaki berhasil diproduksi oleh testee (hanya untuk
administrasi individual).
Apabila
gambar pertama testee berbeda dengan jenis kelaminnya, maka testee diminta
untuk kembali menggambar orang sesuai dengan jenis kelaminnya. Misalnya: testee
seorang perempuan dan menggambar orang dengan jenis kelamin laki-laki, maka
tester harus memberikan lagi kertas baru dan mengatakan: Nah tadi anda sudah
menggambar orang dengan jenis kelamin laki-laki, maka sekarang silahkan anda
menggambar orang dengan jenis kelamin perempuan”.
B. Waktu
Tanpa batas untuk tes individual,
tetapi biasanya 5-10 menit lalu diambil rata-rata 7 menit(biasanya untuk
kelompok). jadi tes ini biasanya tidak untuk secara clasikal, tetapi individu
karena tidak dapat di lakukan observasi pada testee.
C.
Observasi
ü Hal-hal yang
penting dicatat, misalnya :
·
Tingkah laku yang spontan atau tidak
dalam menggambar
·
Bagian mana yang sering dihapus atau
garis dikoreksi / diulang
·
Bagian mana yang paling dahulu
ditekankan
ü Tingkah laku
individu dalam hal ini sangat penting untuk membantu didalam interpretasi akhir
nanti
ü Waktu harap
dicatat dengan baik untuk interpretasi akhir nanti
ü Setelah
selesai menggambar kemudian ditanyai:
“Ceritakan sedikit tentang orang yang
di gambar tersebut”. Bisa
ditanyakan bagian gambar mana yang disukai atau mudah digambar dan bagian mana
yang tidak disukai atau tidak mudah digambar.(hanya untuk adminitrsi
individual)
2.3.5. Makna
Tes/ Filosofi
Setelah subyek selesai menggambar, tester melakukan asosiasi, yaitu meminta
subyek untuk membuat cerita tentang figur yang digambarnya. Dalam tes kelompok,
sukar membuat asosiasi karena waktu yang tersedia terbatas. Disamping itu hanya
1 figur saja yang digambar. Waktu pelaksanaan dalam tes kelompok juga dibatasi,
yaitu 10 menit.
Prinsip interpretasi. Pada waktu kita menghadapi lembar kertas dengan hasil karya subyek berupa figur manusia, maka seolah-olah kita berhadapan langsung dengan si penggambarnya. Kita akan mendapat kesan pertama tentang gambar
tersebut. Dalam analisis selanjutnya, kita berpegang pada 3 hal yaitu : ruang ; gerak dan bentuk.
Prinsip interpretasi. Pada waktu kita menghadapi lembar kertas dengan hasil karya subyek berupa figur manusia, maka seolah-olah kita berhadapan langsung dengan si penggambarnya. Kita akan mendapat kesan pertama tentang gambar
tersebut. Dalam analisis selanjutnya, kita berpegang pada 3 hal yaitu : ruang ; gerak dan bentuk.
Ruang adalah : Posisi figur diatas kertas, apakah ditempatkan ditengah,
kiri, kanan, atas atau bawah?
Gerak adalah : Bagaimana pinsil diatas kertas bergerak membentuk figur
manusia. Ini mencakup tekanan pinsil, cara subyek membuat garis dan bayangan.
Bentuk adalah : Bagaimana proporsi figur, apa yang digambar, elaborasi, detail, distorsi, ada yang tidak digambar dan sebagainya. Disamping itu masih perlu dipertimbangkan fungsi anggota tubuh yang mendapat penekanan. Penekanan
dapat berupa tambahan shading, hapusan, berulangkali diperbaiki, dipertebal, garis pada bagian tertentu berbeda dengan garis secara keseluruhan, lebih mendetail dan sebagainya. Adanya anggota tubuh yang tidak digambarpun perlu ditertimbangkan. Penekanan dibagian tertentu dari figur manusia menunjukkan adanya konflik pada bagian tersebut dan karena itu perlu diketahui fungsi dari berbagai bagian/organ tubuh.
Kepala : Dianggap sebagai tempat kegiatan intelek dan fantasi dan diasosiasikan dengan kontrol impuls dan emosi, kebutuhan sosialisasi dan komunikasi. Maka dikatakan bahwa orang yang menarik diri, neurotik tidak memberi banyak perhatian pada kepala. Bagian-bagian kepala berfungsi sebagai sumber utama dari kepuasan dan ketidak puasan sensoris disamping sebagai alat komunikasi. Mata, telinga dan mulut merupakan organ yang diperlukan dalam berhubungan dengan lingkungan, sehingga perlakuan yang berlebihan menunjukkan kemungkinan kecemasan yang berhubungan dengan fungsi-fungsi organ-organ tersebut.
Bentuk adalah : Bagaimana proporsi figur, apa yang digambar, elaborasi, detail, distorsi, ada yang tidak digambar dan sebagainya. Disamping itu masih perlu dipertimbangkan fungsi anggota tubuh yang mendapat penekanan. Penekanan
dapat berupa tambahan shading, hapusan, berulangkali diperbaiki, dipertebal, garis pada bagian tertentu berbeda dengan garis secara keseluruhan, lebih mendetail dan sebagainya. Adanya anggota tubuh yang tidak digambarpun perlu ditertimbangkan. Penekanan dibagian tertentu dari figur manusia menunjukkan adanya konflik pada bagian tersebut dan karena itu perlu diketahui fungsi dari berbagai bagian/organ tubuh.
Kepala : Dianggap sebagai tempat kegiatan intelek dan fantasi dan diasosiasikan dengan kontrol impuls dan emosi, kebutuhan sosialisasi dan komunikasi. Maka dikatakan bahwa orang yang menarik diri, neurotik tidak memberi banyak perhatian pada kepala. Bagian-bagian kepala berfungsi sebagai sumber utama dari kepuasan dan ketidak puasan sensoris disamping sebagai alat komunikasi. Mata, telinga dan mulut merupakan organ yang diperlukan dalam berhubungan dengan lingkungan, sehingga perlakuan yang berlebihan menunjukkan kemungkinan kecemasan yang berhubungan dengan fungsi-fungsi organ-organ tersebut.
Leher : Leher merupakan penghubung antara kepala dan badan, merupakan
penghubung, dalam bahasa psikoanalisis antara super-ego, ratio, dan id, impuls,
dorongan. Pada umumnya bila leher mendapat penekanan maka menunjukkan kemungkinan
pemikiran subyek mengenai kebutuhannya untuk mengontrol impuls-impuls yang
dirasakannya mengancam.
Badan : Badan, khususnya ”trunk” diasosiasikan dengan dorongan dorongan
dasar. Subyek biasanya cenderung menggambar figur yang mirip dengan keadaan tubuhnya
sendiri. Anak seringkali menggambar ”trunk” secara sederhana, persegi-empat
atau lonjong. Tidak adanya bagian tubuh yang penting (kecuali pada anak)
menunjukkan kemungkinan gangguan psikologis yang serius.
Bahu : Perlakuan terhadap bahu dianggap sebagai pernyataan dari
perasaan kebutuhan akan kekuatan fisik. Orang normal akan menggambar bahu
dengan jelas sedangkan orang dengan rasa rendah diri karena fisik yang kurus
dan kecil akan menggambar figur dengan sebelah bahu lebar. Tidak adanya bahu
terkadang dikatakan sebagai kemungkinan skizofreni atau kondisi kerusakan otak.
Lengan dan tangan:
Kondisi lengan dan penempatannya, yaitu menjauh dari tubuh atau melekat
pada tubuh menunjukkan hubungan subyek dengan lingkungannya. Maka lengan yang
ditaruh dipunggung sehingga hanya sebagian saja yang tampak, menunjukkan
keengganan subyek untuk berhubungan dengan orang. Tangan yang dimasukkan ke
dalam saku, atau tangan yang tidak tampak, diassosiasikan dengan konflik dan
perasaan-perasaan bersalah yang berhubungan dengan kegiatan tangan tersebut.
Tungkai kaki dan kaki:
Figur dengan perlakuan tidak biasa terhadap kaki atau tungkai kaki
berhubungan dengan perasaan aman atau tidak aman. Tungkai kaki merupakan sarana
bergerak dan perlakuan terhadap bagian ini mencerminkan perasaan seseorang
mengenai mobilitas.
contoh analisa DAP
DASAR INTERPRETASI DAP (Drawing A
Person)
Interpretasi
umum
1.
Kesan umum : Yang digambar adalah
seorang pemuda berusia sekitar 20 tahun yang berbaju koko lengkap dengan peci, merentangkan
kedua tangan dan nampak tersenyum
2.
Posisi gambar : Di tengah Indikasi : Adaptif, bisa menyesuaikan diri dan ingin diperhatikan.
3.
Proporsi gambar : Kecil
Indikasi : Merasa kurang aman.
4.
Kualitas garis : Tekanan garis kuat
Indikasi : Motivasi yang kuat, dorongan menyelesaikan
masalah, mudah bergerak dan kekanak-kanakan.
Interpretasi
isi
1. Kepala
Kepala agak
besar
Indikasi :
Ada kemungkinan gangguan organis (sering sakit), kurang masak dalam introspeksi
atau fantasi, aspirasi intelektual yang dangkal.
Rambut : Terlihat
sedikit karena tertutup peci
Indikasi :
Tidak suka pamer dan tidak pasti.
Telinga : Sedang
indikasi :
Cukup baik dalam menyerap informasi dan adanya daya kritik.
Mata : Lebar dan sedikit ada penekanan
Indukasi :
Bersemangat, bermusuhan dan mengancam,
histeris egoistis.
Hidung : Agak besar dan ada penekanan
Indikasi :
Semangat dan daya seksualitas yang tinggi.
Mulut : mengarah ke atas seolah-olah tampak tersenyum
Indikasi :
Memaksakan diri, berpura-pura sebagai orang yang bisa menerima.
Dagu : Rata
Indikasi :
Bertanggung jawab dan adanya dorongan agresif.
2.
Leher : Pendek
Indikasi : Sifat memanjakan diri sendiri, perwujudan
dorongan yang tidak terkendali.
3.
Bahu : Lurus dan rata
Indikasi : Yakin akan kemampuan dirinya.
4.
Badan : Kecil
Indikasi : Menghindari dorongan fisik, perasaan
inferior dan merasa kurang kuat.
5.
Kaki : Kecil
Indikasi : Kurang agresif dan kurang kestabilan atau
kemantapan diri terhadap situasi yang dihadapi sekarang.
6.
Lengan dan tangan : Kecil, lurus dan
terentang
Indikasi : Merasa tidak mampu mencapai hasil, mampu
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan terbuka terhadap dunia luar.
2.4. BAUM
2.4.1.
Sejarah
Tes BAUM
Tes
Psikologi “Baum Test” atau yang lebih dikenal dengan “Tree Test” adalah tes
psikologi yang diciptakan oleh Emil Jucker yang kemudian dikembangkan dan
dipublikasikan pertama kali oleh Karl Koch pada tahun 1959. Alasan pemilihan
pohon oleh Jucker sebagai objek gambar adalah pohon selalu tumbuh dan
berkembang, serta hasil penelitian budaya menunjukkan bahwa pohon memiliki
makna penting bagi manusia dan pohon dianggap mewakili manusia. Instruksi yang
WAJIB diikuti dan tidak boleh dilanggar adalah menggambar pohon berkayu, dan
tidak boleh menggambar pohon seperti perdu, pinus/cemara, palma/kelapa, bambu,
beringin, randu, pisang, dan rumput-rumputan. Setelah menggambar pohon, peserta
diminta menulis nama atau jenis pohon yang digambar.
Fungsi
dari tes ini adalah untuk menilai karakter dan kepribadian seseorang dengan
cara menganalisa gambar pohon yang dibuat oleh peserta tes. Hal ini dapat
diketahui dari bentuk gambar, kelengkapan gambar, kerapian, cara menggambar,
dan dari aspek-aspek lainnya.
2.4.2. Alat
Tes BAUM
ü 1
lembar kertas putih ukuran 8.5” x 11”
ü pensil
(medium soft)
ü penghapus
(sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan)
ü Kertas
karton atau kertas HVS untuk alas menggambar
2.4.3.
Langkah
– langkah melakukan tes BAUM
Test ini dapat disajikan secara
individual ataupun klasikal, waktunya pun tidak terbatas tapi biasanya 10
menit. Pada test ini subyek diminta untuk menggambar pohon, pohon buah.
Perintah menggambar pohon ini bisa bervariasi. Adakalanya anda diminta
menggambar pohon tertentu seperti pohon apel, pohon mangga, dan lainnya, Atau
pohon tanpa buah, atau pohon merambata, atau pohon besar, ataupun sebuah pohon
dengan kriteria yang diinginkan penguji.
Administrasi
tes :
1) Pada
lembar kertas putih polos tersebut, testee diminta untuk mengisi identitas
dirinya berupa : nama (inisial), jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan,
serta tanggal pemeriksaan (tes).
2) Kemudian
balik kertas tersebut dalam posisi vertikal (portrait) lalu berikan instruksi :
" Gambarlah pohon berkayu atau berkambium, KECUALI pohon pisang, kelapa,
randu, beringin, semak atau perdu, bambu, pinus atau palma, cemara dan
pohonpohon lainnya yang tidak berkayu."
3) Perhatikan
apakah instruksi benar-benar dipahami oleh testee.
4) Bila
testee sudah memahami instruksi, biarkan ia menggambar dengan menggunakan
pensil HB yang telah disediakan.
5) Selama
testee menggambar, tester harus mengobservasi dan mencatat hasil observasinya.
6) Setelah
selesai, balik kembali kertas tersebut dan mintalah testee untuk menuliskan
nama pohon yang digambar.
Instruksi
yang lebih spesifik
1)
Berikan kertas gambar
dalam posisi vertikal kepada testee. Jika tes dilakukan secara klasikal, pemberian
kertas ini bisa dilakukan saat testee sedang mengerjakan tes sebelumnya.
2)
Katakan kepada testee:
“Kepada anda telah dibagikan sehelai kertas kosong. Ambillah kertas itu dan
tuliskan identitas anda di sudut kanan atas kertas ini (tunjukkkan kertas dalam
posisi vertikal kepada testee)”.
3)
Katakan lagi:
“Gambarlah satu pohon kayu apa saja, kecuali pohon pisang, jenis kelapa,
beringin, jenis pinus, jenis rumput-rumputan, jenis kapuk, bambu, dan
semak-semak”. “Apakah ada pertanyaan?”
4)
Bila testee mengatakan tidak
bisa menggambar, katakan: “Saya tidak melihat baik buruknya gambar, tetapi
melihat cara Saudara menggambar”.
5)
Lalu katakan: ”Jika
sudah paham, silakan mulai menggambar.”
6)
Pada saat testee
terlihat hampir menyelesaikan pekerjaannya (sekitar 4-5 menit sebelum batas
waktu pengerjaan – jika waktu dibatasi), bagikan lembar kerja berikutnya
(misalnya lembar Wartegg, dalam posisi tertutup).
7)
(Jika testee sudah
selesai menggambar, katakan) : ”Ya, selesai. Silakan simpan hasil kerja anda di
sudut meja.
2.4.4. Makna
Tes/ Filosofi
Berikut ini adalah interpretasi dari
setiap bagian pohon yang digambar:
1) Mahkota (daun, bunga, buah)
Mengindikasikan tentang kemauan
kontak dengan lingkungan sosial, hubungan timbal balik antara dunia luar dengan
dirinya. Sebagai refleks super ego dari cita-cita, keinginan, kemauan logika,
norma dan etika yang ditaati.
2) Cabang atau dahan
§ Menggambarkan pengorganisasian
kepribadian dan kemampuan individu untuk memperoleh kepuasan dari
lingkungan.
§ Cabang bentuknya luwes dan
tepat, indikasinya hubungan individu yang normal, fleksibel dan memuaskan
dengan lingkungan sosial.
3) Batang
Merefleksikan perkembangan
psikologis, perasaan dari dorongan dasar, penyaluran dari dorongan
tersebut (berhubungan dengan kekuatan ego) Permukaan batang merefleksikan kekuatan
ego.
4) Akar
Kebutuhan dari hawa nafsu, dorongan
impuls dasar, keinginan fisik dan sifat pasif.
·
Bila akar tidak tampak: normal
·
Bila akar tampak: belum tercapainya kedewasaan, sedang
mencari pegangan, dikendalikan oleh kekuatan tidak sadar (hawa nafsu),
lemahnya kekuatan dan usaha, konservatif, sukar melepaskan diri dari
persoalan yang dihadapi.
·
Akar pada anak-anak: normal
5) Pangkal pohon
Menunjukkan hubungan individu dengan
lingkungan sekitarnya. Berhubungan dengan bentuk-bentuk komunikasi
Tata Letak Pohon
Menurut Jonathan Rich, Ph.D tentang
tata letak pohon yang digambar:
Di mana letak pohon yang digambar
testee pada kertas?
Di
tengah:
Testee praktis dan rendah hati. Sama
seperti anda yang memilih di bagian tengah, anda juga menerapkan pendekatan
jalan tengah. Testee menangani masalah-masalah dengan sikap mengharapkan yang
terbaik dan membayangkan yang terburuk. Dengan cara ini anda siap dengan apapun
yang terjadi.
Di bagian
bawah:
Testee lebih suka melakukan riset terlebih
dulu sebelum memutuskan apakah anda merasa yakin atau pesimistik akan sebuah
solusi, ini disebabkan bagian bawah dari pertengahan halaman melambangkan
pendekatan hidup yang membumi.
Di bagian
atas:
Testee melihat hikmah dari
semua masalah. Semakin tinggi letak pohon anda menunjukkan sikap anda yang
semakin tinggi dalam memandang hidup. Kendati pun hal-hal terjadi tidak seperti
yang Testee inginkan, Testee memandangnya sebagai pengalaman
pembelajaran.
Bagaimana bentuk batang pohon yang
Testee gambar?
Lebar:
Batang
pohon melambangkan kekuatan emosional. Batang lebar berarti anda bisa tetap
tenang dan tidak mudah marah. Testee pusat ketenangan di tengah badai.
Pendirian anda juga kuat.
Ramping:
Anda
fleksibel dan terbuka dengan pandangan-pandangan atau pendapat orang lain. Testee
juga sensitif dan banyak empati untuk masalah orang lain.
Pohon
bercabang dipuncak:
Anda
terpecah di antara beberapa pilihan hidup saat ini.
Bagaimana tinggi pohon Testee?
Lebih dari
setengah tinggi kertas:
Menggambar
pohon lebih tinggi menunjukkan hasrat untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam
hidup. Orang dermawan dalam soal uang. Dan dalam bekerja anda seksama
serta men cek ulang untuk memastikan anda bekerja dengan baik.
Tinggi
pohon kurang dari setengah tinggi kertas:
Testee puas dengan hidup ini
apa adanya. Testee juga hemat dan sangat efisien.
Di
mana letak pohon Testee?
Di tanah:
Testee mendambakan rasa aman
dan stabilitas. Testee menyukai kehidupan keluarga dan
lebih suka pekerjaan di mana anda bisa bertahan bertahun-tahun.
Di pot:
Testee sangat sibuk bekerja sepanjang
waktu. Testee
senang berpergian dan bertualang, serta mengenal orang-orang baru dan
tempat-tempat baru.
Di puncak
gunung:
Testee mendambakan perhatian dan senang
menjadi pusat perhatian. Testee adalah entertainer alamiah dan
komunikator ulung yang membuat orang tertarik pada anda.
Melayang
(tidak ada dasarnya):
Testee
impulsif dan spontan. Testee sangat mudah menjadi senang jika
sesuatu mengilhami Testee.
Di
pulau:
Testee memerlukan banyak waktu untuk
menyendiri untuk mengisi ulang energi anda, juga membantu Testee
untuk menemukan solusi dari masalah Testee
Apakah pohon mempunyai dahan?
Ya:
Testee adalah orang yang berorientasi pada
otak kiri. Dalam survei-survei, dahan-dahan digambar oleh orang yang logis dan
analitis. Testee jarang kehilangan kesabaran karena anda terlalu sibuk
memikirkan solusi rasional untuk semua masalah yang muncul.
Tidak:
Jika
anda hanya menggambar kerangka dasar pohon, berarti anda dikuasai oleh otak
kanan yang intuitif. Testee mengikuti instink-instink anda
dalam segala sesuatu, mulai dari menerima pekerjaan sampai berteman dengan
orang baru. Dan biasanya anda benar.
Condong ke arah manakah pohon Testee?
Ke
kiri:
Testee cenderung memendam apa yang anda
pikirkan. Sikap anda konsevatif dan introvert. Testee
tidak menyukai guncangan-guncangan. Meskipun anda tidak setuju anda akan
menyimpannya untuk diri sendiri.
Ke
kanan:
Testee berorientasi pada aksi. Testee
akan mengatakan apa yang anda pikirkan walaupun bertentangan dengan
pandangan-pandangan orang lain.
Lurus:
Testee berada di tengah antara memendam
perasaan-perasaan Testee dan mengungkapkannya.
Jadi
Testee
cenderung memilih perang dengan diri anda. Testee akan bicara hanya jika masalah itu
benar-benar penting untuk anda.
Apakah ada akar?
Ya:
Akar
melambangkan keluarga dan sejarah, berarti masa lalu penting bagi anda. Testee
menganggap itulah dasar dari siapa anda saat ini
dan
membantu anda memahami diri sendiri secara lebih baik, Testee menyukai tradisi keluarga,
resep-resep yang diturunkan dari ibu, juga pusaka/peninggalan dari
keluarga Testee.
Tidak :
Anda
fokus pda masa depan. Anda mandiri dan senang menciptakan tradisi-tradisi
baru. Anda belajar lebih banyak tentang diri anda dengan merasakan
situasi-situasi baru dan bertemu dengan orang-orang baru.
Apakah pohon Anda didominasi oleh
daun?
Ya:
Anda
adalah pemikir yang dalam. Studi-studi menunjukkan daun melabangkan pemikiran. Orang-orang yang menggambar daun
adalah orang yang selalu memikirkan apa saja. Selain membuat anda suka
merenung dan introspeksi, sifat ini juga membuat anda mengambil keputusan
dengan hati-hati. Karena anda cenderung melihat manfaat dari semua masalah.
Tidak:
Anda
cenderung memandang dunia ini adalah hitam dan putih. Kurangnya daun
berarti anda tidak mudah tergoyahkan dengan banyaknya warna abu-abu dari suatu
masalah. Anda tidak membuang waktu memusingkan solusi dari sebuah
masalah. Anda memilih sebuah rencana aksi dan bergerak ke depan.
Apakah Anda menggambar yang lain
selain pohon?
Buah:
Yang
membuat anda paling bahagia adalah melihat hasil pekerjaan yang dikerjakan
dengan baik.
Rumput:
Anda
punya rumah dimana para tamu mersa disambut baik dan keluarga anda betah
tinggal disana, mebuat anda merasa paling damai.
Bunga:
Anda paling bahagia jika dikelilingi
kebahagiaan (orang-orang disekitar anda bahagia).
Burung
atau hewan di sekitar pohon:
Anda cinta pada keluarga dan
teman-teman, dan itu adalah kebahagaiaan terbesar anda.
Ayunan:
Anda paling bahagia jika meluangkan
waktu untuk bersenang-senang.
2.4.5 Poin Untuk Menilai Karakter
1.
besar pohon
secara keseluruhan = besaran kepercayaan diri si penggambar
● gambar keseluruhan besar : tipe orang yang percaya diri
● gambar keseluruhan kecil : tipe orang yang minder dengan dirinya sendiri
● gambar keseluruhan besar : tipe orang yang percaya diri
● gambar keseluruhan kecil : tipe orang yang minder dengan dirinya sendiri
2. batang = besaran semangat
● besar : orang yang aktif dan enerjik
● kecil : orang yang pasif dan lesu
● besar : orang yang aktif dan enerjik
● kecil : orang yang pasif dan lesu
3. akar = kondisi psikologis saat
ini
● menancap dengan mantap : keadaan yang tenang dan stabil
● tidak ada tanah atau tidak ada akar : keadaan yang tidak tenang dan stabil
● menancap dengan mantap : keadaan yang tenang dan stabil
● tidak ada tanah atau tidak ada akar : keadaan yang tidak tenang dan stabil
4. dahan = hubungan dengan orang
lain (I)
● dahan yang pendek atau tidak ada dahan : tertutup dan tak pandai berhubungan dengan orang lain.
● Dahan yang panjang dan tumbuh memanjang ke atas : terbuka dan berpikiran positif
● dahan yang pendek atau tidak ada dahan : tertutup dan tak pandai berhubungan dengan orang lain.
● Dahan yang panjang dan tumbuh memanjang ke atas : terbuka dan berpikiran positif
5. daun, bagian yang hijau =
hubungan dengan orang lain (II)
● besar : penuh semangat dan ceria
● kecil : pendiam dan pemalu
● dedaunan yang tampak lembut : penuh toleransi dan baik hati terhadap orang lain
● dedaunan yang tampak menusuk : judes atau pelit pada orang lain
● besar : penuh semangat dan ceria
● kecil : pendiam dan pemalu
● dedaunan yang tampak lembut : penuh toleransi dan baik hati terhadap orang lain
● dedaunan yang tampak menusuk : judes atau pelit pada orang lain
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Tes grafis adalah bagian dari tes proyektif di ilmu psikologi. Awal mula tes ini berkembang pada abad 20 permulaan meskipun pada jauh dekade sebelumnya sudah terdapat berbagai aplikasi grafologi berupa pembacaan tulisan tangan, tanda-tangan dan coretan-coretan manusia yang dapat diintepretasikan. Tokoh penting akhir abad ke-19 seperti Fechne, Wundt dan Ebbinghaus sebagai psikiater di bidang gangguan mental mempengaruhi teknik-teknik untuk melakukan asesmen klinis terhadap para pasiennya. Di bidang grafologi salah satu tokoh penting tentu saja Goodenough, Machover, Moch, Kinget, Wartegg dan lain sebagainya. Bidang ilmu ini sebenarnya terus berkembang sampai saat ini dengan metode kualitatif maupun kuantitatif untuk mengungkap proyeksi dari grafis.
Dengan berbagai aliran pencabangan mengenai tes grafis ini, kami hanya akan menerangkan alur utama mengenai tes grafis dan klasifikasi dasar mengenai grafologi tersebut. Adapun tipe utama tes grafis ini adalah:
- Tes Draw A Man
- Tes menggambar pohon
- Tes analisa tulisan tangan
- Tes Wartegg
Sumbernya dari mana ya mbak?
BalasHapusMAKASIH TAMBAHAN ILMUNYA
BalasHapusreferensi?
BalasHapussotoyy anjingg, gak bener semuaa
BalasHapusthe best
BalasHapusReferensi dari mana ka?
BalasHapusdari jurnal. makasih
BalasHapus