Senin, 15 Juni 2015

Tes Grafis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari untuk memahami seseorang (konseling) dibutuhkan pengetahun mengenai kepribadian orang tersebut. Dalam suatu pekerjaanpun dibutuhkan informasi mengenai karakter karyawan agar pimpinan dapat menempatkan karyawan sesuai dengan kepribadiannya sehingga pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Dalam Bimbingan Konseling, informasi mengenai siswa/konseli sangat dibutuhkan demi tercapainya tujuan dari konseling dan memperlancar proses konseling itu sendiri. Untuk mengetahui karakter seseorang  maka digunakan salah satunya dengan cara melalui tes kepribadian.
Selain Edward Personality dan Kreapelin, ada juga tes yang bisa digunakan untuk mengetahui kepribadian seseorang yaitu tes Grafis. Didalam makalah ini akan dibahas tentang tes grafis dan macam – macam bentuk dari tes grafis. Tes grafis sendiri terdiri dari empat macam, namun disini akan dibahas tiga dari empat tes tersebut yaitu tes House Tree Person (HTP), Draw Analisys Person (DAP) dan tes BAUM.

1.2.       Rumusan Masalah
Dari Latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah antara lain :
1.2.1.      Apa pengertian umum dari tes Grafis?
1.2.2.      Apa sajakah macam dari tes Grafis untuk mengetahui kepribadian seseorang?
1.2.3.      Bagaimana teori, alat tes, proses tes, skoring dan kesimpulan hasil tes serta makna atau kegunaan dari masing-masing bentuk tes Grafis (HTP, DAP, dan BAUM)?

1.3.       Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1.3.1.      Mengetahui pengertian tes Grafis
1.3.2.      Mengetahui macam – macam tes Grafis
1.3.3.      Mengetahui teori, alat tes, proses tes, skoring dan kesimpulan hasil tes serta makna atau kegunaan dari masing-masing bentuk tes Grafis (HTP, DAP, dan BAUM)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.   Tes Grafis
2.1.1.      Sejarah Singkat Tes Grafis
Tes psikologi pertama-tama umumnya untuk mengukur intelegensi dan prestasi sekolah, hanya beberapa yang ditujukan untuk tes kepribadian. Di Amerika Serikat, pertengahan 1930an dimulai lebih bebas dalam interpretasi tes yang mengukur kemampuan mental dengan metode kualitatif. Tes menggambar, awal tujuan untuk mengukur intelegensi secara kaku.
2.1.2.      Pengertian Tes Grafis
Tes grafis adalah bagian dari tes proyektif di ilmu psikologi.  Tes grafis disebut juga sebagai paper and pencil test karena hanya melibatkan 2 bahan tersebut dan dianggap sebagai tes yang sederhana dan murah. Sederhana karena tugas yang diberikan tidak rumit, mudah dimengerti subyek dan waktu pengerjaan tidak lama. Murah karena hanya melibatkan beberapa lembar kerja kertas dan sebatang pensil.
Tes grafis yang umum dikenal sebenarnya terdiri dari empat alat tes yang berdiri terpisah. Mereka adalah BAUM, Draw A Person (DAP), House Tree Person (HTP), dan Drawing Completion Tes (DCT). Keempat alat tes ini menggunakan media gambar untuk menelaah ciri kepribadian seseorang. HTP umumnya dipakai dalam ranah klinis karena kedalaman makna yang dapat digali. Dalam ranah seleksi, yang umum digunakan adalah BAUM, DAP, dan atau DCT. Keempatnya memiliki norma tersendiri untuk menelaah dan mengartikan hasil gambar. Bahkan DCT memiliki lembar nilai kuantitatif, yang tergolong unik untuk tes proyektif. Selanjutnya, hanya akan dibahas tentang HTP, DAP dan BAUM.
2.1.3.      Validitas dan Reliabilitas
Cassel, Johnson, dan Burns, 1958, dengan membuat kriteria skoring DAP awalnya memiliki reliabilitas 0, 33,kemudian dilakukan kriteria skoring lagi, hasil menjadi 0,77.
Faktor yang mempengaruhi kesulitan untuk mengukur validitas dan reliabilitas adalah prosedur skoring dalam tes menggambar kurang obyektif dan variasi gambar. Sehingga sulit untuk melakukan tes kembali (retest).
2.1.4.      Manfaat dan Keterbatasan
1.        Manfaat : sebagai salah satu alat tes psikologi untuk mengungkap kepribadian.
2.        Keterbatasan : Tidak mengikuti prosedur formal untuk standarisasi konstruksi tes administrasi dan petunjuk skoring yang tidak konsisten
·       Norma interpretasi yang kurang sistematis
·       Obyektivitas skoring minimal
·       Interpretasi didasari akal sehat
·       Reliabilitas dan validitas yang kurang
·       Kurang ada penelitian yang dikaitkan dengan budaya untuk petunjuk interpretasi
Strategi untuk mengatasi keterbatasan dalam tes grafis ini sebaiknya dikombinasikan dengan alat tes lain apabila digunakan untuk menegakkan diagnosis.

2.2.  House Tree Person (HTP)
2.2.1.      Sejarah
Pencipta : John N. Buck. Dikembangkan oleh tahun 1947, direvisi tahun 1948, 1949 dan (revisi Buck & Warren) 1992. Pada prinsipnya dikembangkan dari Goodenough Scale yang berfungsi untuk mengukur fungsi/ kematangan intelektual Buck meyakini bahwa gambar rumah dan pohon juga dapat memberikan informasi yang relevan mengenai kepribadian individu. Buck meyakini juga bahwa goresan gambar seseorang (dalam hal ini gambar rumah, pohon dan orang) dapat mewakili karakter pribadinya. HTP merupakan salah satu tes grafis yang berguna untuk melengkapi tes grafis yang lain.
Tes HTP (House tree Person) umumnya memiliki tujuan untuk mengukur keseluruhan pribadi. Waktu yang dipergunakan dalam tes Psikologi HTP normalnya selama 10 menit.Berikut beberapa alasan digunakannya tes HTP sama seperti tes DAP dan BAUM, yaitu:
·         Karena ketiga objek tersebut paling dikenal oleh orang
·         Hampir semua orang tak menentang diminta menggambar House Tree Person
·         Dibandingkan dengan objek lain, objek yang lebih dapat menstimulir verbalisasi yang sifatya jujur dan bebas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah HTP digunakan oleh para ahli jiwa untuk mendapatkan data yang cukup signifikan yang mempunyai sifat diagnosa atau prognosa mengenai keseluruhan pribadi individu yang bersangkutan, juga dapat mengetahui bagaimana interaksi pribadi dengan lingkungan baik yang umum ataupun spesifik. Menurut John Duck, HTP digunakan untuk mendapatkan data tentang kemajuan individu yang dikenai suatu treatment. Baik HTP ataupun tes grafis lainnya dapat disertai dengan warna dan interpretasinya mencakup juga sesuai atau tidak sesuainya penggunaan warna terhadap objek. Yang paling penting di interpretasi adalah orientasi individu (terhadap ruang dan daya abstraksi).

2.2.2.      Prinsip Penyajian Tes                                 
Ada 2 cara:
1)   Subjek diminta menggambar HTP dalam 1 kertas
2)   Subjek diminta menggambar HTP masing-masing dalam kertas tersendiri untuk mengukur inteligensi

2.2.3.      Material Tes
1)      Kertas HVS folio
2)      Pensil (HB, 2B, pensil yang efektif buat menggambar)
3)      Meja yang permukaannya rata
4)      Penerangan yang cukup

2.2.4.      Proses Tes/ Langkah – Langkah Tes
Berikut langkah – langkah dalam melaksanakan proses tes HTP :
Dalam psikologi klinis tidak dibatasi (± 10-20 menit)
Instruksi
1.      “Tulis identitas diri Anda di sisi kanan atas” (nama, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan)
2.       “Silahkan saudara menggambar rumah, pohon, dan orang pada kertas yang tersedia”
2.2.5.      Makna Tes/ Filosofi (John N. Buck)
·         Lebih menekankan pada keseluruhan, yaitu ketiganya harmonis atau tidak
·         Prinsip umum interpretasi tidak lepas dari masing-masing gambar
1)      Kesan Umum
2)      Gambar Rumah
3)      Gambar Pohon
4)      Gambar Orang

Kesan Umum
§  Proporsi Gambar proporsional atau tidak?
§  Posisi : Letak masing-masing gambar
§  Komposisi : Bagaimana ia menempatkan diri individu, apakah menggunakan ratio atau tidak?
§  Penyelesaian : Berhububungan dengan perhatian, penilaian dan penghargaan subjek terhadap apa yg disimbolkan dari komponen yg diselesaiakannya. Perhatikan hal yang paling selesai! Bagian gambar yg tidak selesai adalah hal yg dianggap tidak penting oleh subjek
Rumah
§  Menggambarkan kehidupan sosial terutama pola kontak/interaksi interpersonal
§  Merupakan simbol dari peran ibu, sebagai pelindung dan pemelihara
§  Secara keseluruhan dapat dipertimbangkan sebagai refleksi persepsi diri subjek atau sebagai potret pengalaman di masa lalu subjekpada keluarga serta aspirasinya pada keluarga
§  Bentuk rumah yang normal, sekurang-kurangnya memiliki 1 pintu, 1 jendela, dinding dan atap
§  Bila subjek menggambar kurang 1 dari bagian tersebut  untuk usia > 7 tahun dan anak normal, menunjukkan tidak tercukupinya intelektual/gangguan emosi yang berat
§  Penambahan bagian – bagian dari rumah (di luar bagian – bagian utama) : keadaan kecemasan menyeluruh



Bagian-bagian Rumah
§  Atap : berasosiasi dengan super-ego yang terdapat di dalam keluarga serta hubungan sosialnya
§  Dinding : merefleksikan karakteristik ego dalam kontak dengan realitas
§  Jendela & Pintu : berasosiasi dengan bentuk hub.interpersonal dg lingkungan eksternal
§  Jalan setapak : berasosiasi dengan akses untuk melakukan kontak dalam hub. interpersonal
§  Pagar : berasosiasi dengan batas antara lingkungan eksternal (sosial) dengan dunia internal yang dapat berupa aturan-aturan
§  Penampakan rumah : berasosiasi dengan keseluruhan dan fungsi ibu serta gambaran sikap hubungan interpersonal subjek
Pohon
§  Menggambarkan interaksi kehidupan vitalitas/ peranan hidup individu yang bersangkutan dalam hubungan dengan kemampuan yang dimilikinya
§  Merupakan simbol peran dari figur ayah

Orang
§  Menggambarkan kehidupan hubungan interpersonal yang bersifat umum atau spesifik
§  Merupakan simbol dari kondisi diri subjek

Ø  Garis dan dinding mewakili ego seseorang. Garis dan dinding yang terlalu samar menunjukkan ego yang lemah. Sedangkan bila terlalu tebal menunjukkan kecemasan yang berlebihan.

2.3.  Draw Analisys Person (DAP)
2.3.1.      Sejarah tes Draw Analisys Person (DAP)
Tes DAP (Draw A Person) atau juga sering disebut DAM (Draw A Man) merupakan salah satu bentuk alat tes Psikologi yang sering kita jumpai di saat proses assessment psikologi. Tes DAP atau DAM termasuk tes individual. Pada tahun 1926, Goodenough mengembangkan Draw-A-Man (DAM) Test untuk memprediksi kemampuan kognitif anak yang direfleksikan dari kualitas hasil gambarnya. Asumsinya: akurasi dan detail gambar yang dihasilkan menunjukkan tingkat kematangan intelektual anak. DAM test ini digunakan untuk anak usia 3 – 10 tahun.
Pada tahun 1948, Buck mengembangkan House-Tree-Person (HTP) Test, gambar rumah dan pohon yang memiliki kedekatan dengan kehidupan seseorang yang juga termasuk tes proyeksi.
Tahun 1949, Machover mengembangkan Draw-A-Person (DAP) Test, sebagai teknik untuk mengukur kepribadian. Machover mengembangkan sejumlah hipotesis berdasarkan obeservasi klinis dan penilaian intuitif. Misal, ukuran gambar berkaitan dengan tingkat self-esteem, penempatan gambar dalam kertas merefleksikan suasana hati dan orientasi sosial seseorang.
Selanjutnya tahun 1951, Hulse mengembangkan Draw-A-Family (DAF) Test, DAP secara luas kemudian dikembangkan oleh Hammer (1958), Headler (1985), Urban (1963), Koppitz (1968, 1984).
Tahun 1963, Harris membuat revisi DAM Test dengan menambahkan dua form baru (anak bukan hanya diminta untuk menggambar seorang laki-laki, tetapi juga seorang wanita, dan gambar dirinya sendiri, sistem skoring yang lebih detail, dan standarisasi yang lebih luas.
Seorang tokoh tes psikologi, Levy mengemukakan beberapa kemungkinan dalam penggunaan Tes DAM (Draw A Man) atau tes DAP (Draw A Person), diantaranya sebagai berikut:

2.3.2.      Pengertian dan Tujuan
DAP atau Draw a Person adalah salah satu jenis psikotes menggambar. Tes ini mudah diinterpretasikan dan banyak digunakan di berbagai negara karena tidak ada hambatan bahasa, hambatan budaya dan komunikasi antara penguji dan peserta tes. Biasannya, DAP digunakan dalam berbagai tujuan sehingga bersifat universal.
Di Indonesia, tes ini banyak digunakan untuk perekrutan pegawai swasta, pegawai pemerintah, dan lembaga lainnya. Dalam pengerjaan tes ini, bisa dilakukan secara kelompok atau individual. Tes kelompok biasanya digunakan dalam perekrerutan pegawai yang berjumlah banyak (misalnya perekrutan pegawai PNS), sementara, tes individual digunakan untuk perekrutan pegawai dengan kualifikasi tertentu dan kuantitas sangat terbatas.
Anda sebagai peserta tes akan diminta oleh pengawas untuk menggambar tiga orang pada tiga lembar terpisah yaitu gambar laki-laki, gambar perempuan dan gambar Anda sendiri. Tapi, jika Anda dites dalam sebuah kelompok, Anda hanya akan diminta untuk menggambar satu orang. Usahakan sesuai dengan jenis kelamin Anda sendiri. Identitas diri ditulis pada bagian belakang kertas supaya bidang gambar tetap bersih. Tapi tergantung pada permintaan pengawas. Intinya dengarkan setiap petunjuk dari pengawas. 
Dalam tes kelompok peserta hanya diminta menggambar satu orang saja untuk menghemat waktu. Waktu yang diberikan pengawas biasanya berkisar antara 10 sampai 15 menit.
Tujuan dari tes DAP ini yaitu sebagai alat pembantu untuk memahami stuktur kepribadian dan hal-hal bersifat fisik, tidak dapat memprediksi apa yang mungkin akan terjadi secara tepat apabila semua data yang terlibat dengan subyek tidak diprediksi dan di kontrol.

2.3.3.      Alat Tes
·       Pensil HB
·       Kertas HVS ( ukuran 11,9x8.3 inci)
·       Tidak diperkenankan menggunakan penghapus/ penggaris atau alat bantu lainnya (untuk tes klasikal), sedang untuk tes individual diperbolehkan sebab bisa dilakukan observasi.
·       Meja kayu, permukaan meja rata atau bisa dengan menggunakan alas,ruangan tidak banyak dekorasi agar bebas dari stimulus, pencahayaan yang cukup.

2.3.4.      Langkah – Langkah/ Administrasi Tes
A.   Intruksi
Berikut adalah serangkaian intruksi tes DAP:
1)   Pada anda telah diberikan satu lembar kertas kosong
2)   Tuliskan di kiri atas: nama, nomor, jenis kelamin, usia, dan tanggal tes hari ini
3)   Setelah selesai baiklah kertas tersebut sehingga anda menghadapi halaman yang sepenuhnya kosong. Halaman itu menjadi milik anda
4)   Tugas anda adalah MENGGAMBAR ORANG dalam kehidupan sehari-hari
5)   Namunyang tidak boleh digambar adalah
ü  Foto
ü  Wayang
ü  Karikatur
ü  Rekan sesama peserta tes
ü  Saya sebagai tester
6)      Testee hanya diperkenankan menggunakan pensil yang telah dibagikan. Testee tidak diperkenankan menggunakan alat bantu lainnya seperti: alas, penghapus, penggaris,dll
7)      Sampai disini apakah ada pertanyaan? kalau tidak ada, maka waktu yang diberikan adalah 10 menit, silahkan mulai
8)      (Setelah 5 menit) Setelah menggambar tuliskan siapa/ profesi orang yang digambar, usia, jenis kelamin dan aktivitas yang seang dilakukan!
catatan: 
Tester mengatakan: “silahkan saudara menggamarkan orang”.  Hal ini bisanya menimbulkan beberapa pertanyaan, seperti: “orang yang lengkap?”, “orang yang bagaimana?”, dan beberapa peryataan testee tentang ketidakmampuannya dalam menggambar. untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan macam gambarnya, Terster harus membatasi dengan pernyataan umum, misalnya: “gambarlah yang anda sukai dan dengan cara yang anda sukai”. ini harus diulang-ulang untuk mendorong dan member stimulasi kepada testee, asal jangan member petunjuk yang mengarahkan.
Terhadap ekspresi keragu-raguan mengenai kemampuannya menggambar dapat diberikan jawaban: “tidak apa, kami tidak memperhatikan keindahan gambar yang anda buat, pokoknya anda menggambar orang”. ini juga boleh diulang-ulang dan ditekankan, asal jangan sampai memberikan pengarahan,
Dengan demikian testee akan bereaksi dengan berbagai cara. Misalnya: ia menggambar lengkap , atau menggambar orang lengkap, atau menggambar sebagian, gambar kartun, gambar wayang, gambar skematis, gambar stereotype, atau gambar abstrak, atau testee menunjukkan sikap acuh tak acuh. Apabila testee menggambar figure yang tidak lengkap, maka kepadanya diberikan kertas lain dan diminta untuk menggambar yang lengkap (kertas gambar diberi nomor urut). Dijelaskan secukupnya apa yang dimaksud dengan figure  lengkap, yaitu yang memiliki empat bagian besar dari badan: kepala, batang tubuh/badan, lengan, dan tungkai. Apabila diantaranya benar-benar hilang, gambar itu tidak lengkap, tetapi kalau yang hilang hanya sebagian dari keempat bagian penting itu, misalnya: telapak tangan, telapak kaki, sebagian komponen wajah; gambar itu masih di terima sebagai gambar yang lengkap.
Apabila testee menggambar kartun, stick figure, stereotype, atau abstrak, testee diberikan kertas lagi untuk menggambar yang lain. Tidak boleh gambar kartun strereotipe dan sebagainya. Pengulangan ini dilakukan terus sampai gambar yang dikehendaki berhasil diproduksi oleh testee (hanya untuk administrasi individual).
Apabila gambar pertama testee berbeda dengan jenis kelaminnya, maka testee diminta untuk kembali menggambar orang sesuai dengan jenis kelaminnya. Misalnya: testee seorang perempuan dan menggambar orang dengan jenis kelamin laki-laki, maka tester harus memberikan lagi kertas baru dan mengatakan: Nah tadi anda sudah menggambar orang dengan jenis kelamin laki-laki, maka sekarang silahkan anda menggambar orang dengan jenis kelamin perempuan”.

B.      Waktu
Tanpa batas untuk tes individual, tetapi biasanya 5-10 menit lalu diambil rata-rata 7 menit(biasanya untuk kelompok). jadi tes ini biasanya tidak untuk secara clasikal, tetapi individu karena tidak dapat di lakukan observasi pada testee.

C.     Observasi
ü  Hal-hal yang penting dicatat, misalnya :
·         Tingkah laku yang spontan atau tidak dalam menggambar
·         Bagian mana yang sering dihapus atau garis dikoreksi / diulang
·         Bagian mana yang paling dahulu ditekankan
ü  Tingkah laku individu dalam hal ini sangat penting untuk membantu didalam interpretasi akhir nanti
ü  Waktu harap dicatat dengan baik untuk interpretasi akhir nanti
ü  Setelah selesai menggambar kemudian ditanyai:
Ceritakan sedikit tentang orang yang di gambar tersebut. Bisa ditanyakan bagian gambar mana yang disukai atau mudah digambar dan bagian mana yang tidak disukai atau tidak mudah digambar.(hanya untuk adminitrsi individual)

2.3.5.      Makna Tes/ Filosofi
Setelah subyek selesai menggambar, tester melakukan asosiasi, yaitu meminta subyek untuk membuat cerita tentang figur yang digambarnya. Dalam tes kelompok, sukar membuat asosiasi karena waktu yang tersedia terbatas. Disamping itu hanya 1 figur saja yang digambar. Waktu pelaksanaan dalam tes kelompok juga dibatasi, yaitu 10 menit.
Prinsip interpretasi. Pada waktu kita menghadapi lembar kertas dengan hasil karya subyek berupa figur manusia, maka seolah-olah kita berhadapan langsung dengan si penggambarnya. Kita akan mendapat kesan pertama tentang gambar
tersebut. Dalam analisis selanjutnya, kita berpegang pada 3 hal yaitu : ruang ; gerak dan bentuk.
Ruang adalah : Posisi figur diatas kertas, apakah ditempatkan ditengah, kiri, kanan, atas atau bawah?
Gerak adalah : Bagaimana pinsil diatas kertas bergerak membentuk figur manusia. Ini mencakup tekanan pinsil, cara subyek membuat garis dan bayangan.
Bentuk adalah : Bagaimana proporsi figur, apa yang digambar, elaborasi, detail, distorsi, ada yang tidak digambar dan sebagainya. Disamping itu masih perlu dipertimbangkan fungsi anggota tubuh yang mendapat penekanan. Penekanan
dapat berupa tambahan shading, hapusan, berulangkali diperbaiki, dipertebal, garis pada bagian tertentu berbeda dengan garis secara keseluruhan, lebih mendetail dan sebagainya. Adanya anggota tubuh yang tidak digambarpun perlu ditertimbangkan. Penekanan dibagian tertentu dari figur manusia menunjukkan adanya konflik pada bagian tersebut dan karena itu perlu diketahui fungsi dari berbagai bagian/organ tubuh.
Kepala : Dianggap sebagai tempat kegiatan intelek dan fantasi dan diasosiasikan dengan kontrol impuls dan emosi, kebutuhan sosialisasi dan komunikasi. Maka dikatakan bahwa orang yang menarik diri, neurotik tidak memberi banyak perhatian pada kepala. Bagian-bagian kepala berfungsi sebagai sumber utama dari kepuasan dan ketidak puasan sensoris disamping sebagai alat komunikasi. Mata, telinga dan mulut merupakan organ yang diperlukan dalam berhubungan dengan lingkungan, sehingga perlakuan yang berlebihan menunjukkan kemungkinan kecemasan yang berhubungan dengan fungsi-fungsi organ-organ tersebut.
Leher : Leher merupakan penghubung antara kepala dan badan, merupakan penghubung, dalam bahasa psikoanalisis antara super-ego, ratio, dan id, impuls, dorongan. Pada umumnya bila leher mendapat penekanan maka menunjukkan kemungkinan pemikiran subyek mengenai kebutuhannya untuk mengontrol impuls-impuls yang dirasakannya mengancam.
Badan : Badan, khususnya ”trunk” diasosiasikan dengan dorongan dorongan dasar. Subyek biasanya cenderung menggambar figur yang mirip dengan keadaan tubuhnya sendiri. Anak seringkali menggambar ”trunk” secara sederhana, persegi-empat atau lonjong. Tidak adanya bagian tubuh yang penting (kecuali pada anak) menunjukkan kemungkinan gangguan psikologis yang serius.
Bahu : Perlakuan terhadap bahu dianggap sebagai pernyataan dari perasaan kebutuhan akan kekuatan fisik. Orang normal akan menggambar bahu dengan jelas sedangkan orang dengan rasa rendah diri karena fisik yang kurus dan kecil akan menggambar figur dengan sebelah bahu lebar. Tidak adanya bahu terkadang dikatakan sebagai kemungkinan skizofreni atau kondisi kerusakan otak.
Lengan dan tangan:
Kondisi lengan dan penempatannya, yaitu menjauh dari tubuh atau melekat pada tubuh menunjukkan hubungan subyek dengan lingkungannya. Maka lengan yang ditaruh dipunggung sehingga hanya sebagian saja yang tampak, menunjukkan keengganan subyek untuk berhubungan dengan orang. Tangan yang dimasukkan ke dalam saku, atau tangan yang tidak tampak, diassosiasikan dengan konflik dan perasaan-perasaan bersalah yang berhubungan dengan kegiatan tangan tersebut.
Tungkai kaki dan kaki:
Figur dengan perlakuan tidak biasa terhadap kaki atau tungkai kaki berhubungan dengan perasaan aman atau tidak aman. Tungkai kaki merupakan sarana bergerak dan perlakuan terhadap bagian ini mencerminkan perasaan seseorang mengenai mobilitas.








contoh analisa DAP
DASAR INTERPRETASI DAP (Drawing A Person)

     Interpretasi umum
1.      Kesan umum : Yang digambar adalah seorang pemuda berusia sekitar 20 tahun yang berbaju koko lengkap dengan peci, merentangkan kedua tangan dan nampak tersenyum
2.      Posisi gambar : Di tengah Indikasi : Adaptif, bisa menyesuaikan diri dan ingin diperhatikan.
3.      Proporsi gambar : Kecil
Indikasi : Merasa kurang aman.
4.      Kualitas garis : Tekanan garis kuat

Indikasi : Motivasi yang kuat, dorongan menyelesaikan masalah, mudah bergerak dan kekanak-kanakan.

     Interpretasi isi
1. Kepala
Kepala agak besar
Indikasi : Ada kemungkinan gangguan organis (sering sakit), kurang masak dalam introspeksi atau fantasi, aspirasi intelektual yang dangkal.
Rambut : Terlihat sedikit karena tertutup peci
Indikasi : Tidak suka pamer dan tidak pasti.
Telinga : Sedang
indikasi : Cukup baik dalam menyerap informasi dan adanya daya kritik.
Mata : Lebar dan sedikit ada penekanan
Indukasi : Bersemangat,  bermusuhan dan mengancam, histeris egoistis.
Hidung : Agak besar dan ada penekanan
Indikasi : Semangat dan daya seksualitas yang tinggi.
Mulut : mengarah ke atas seolah-olah tampak tersenyum
Indikasi : Memaksakan diri, berpura-pura sebagai orang yang bisa menerima.
Dagu : Rata
Indikasi : Bertanggung jawab dan adanya dorongan agresif.
2.      Leher : Pendek
Indikasi : Sifat memanjakan diri sendiri, perwujudan dorongan yang tidak terkendali.
3.      Bahu : Lurus dan rata
Indikasi : Yakin akan kemampuan dirinya.
4.      Badan : Kecil
Indikasi : Menghindari dorongan fisik, perasaan inferior dan merasa kurang kuat.
5.      Kaki : Kecil
Indikasi : Kurang agresif dan kurang kestabilan atau kemantapan diri terhadap situasi yang dihadapi sekarang.
6.      Lengan dan tangan : Kecil, lurus dan terentang
Indikasi : Merasa tidak mampu mencapai hasil, mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan terbuka terhadap dunia luar.











2.4.  BAUM
2.4.1.      Sejarah Tes BAUM
Tes Psikologi “Baum Test” atau yang lebih dikenal dengan “Tree Test” adalah tes psikologi yang diciptakan oleh Emil Jucker yang kemudian dikembangkan dan dipublikasikan pertama kali oleh Karl Koch pada tahun 1959. Alasan pemilihan pohon oleh Jucker sebagai objek gambar adalah pohon selalu tumbuh dan berkembang, serta hasil penelitian budaya menunjukkan bahwa pohon memiliki makna penting bagi manusia dan pohon dianggap mewakili manusia. Instruksi yang WAJIB diikuti dan tidak boleh dilanggar adalah menggambar pohon berkayu, dan tidak boleh menggambar pohon seperti perdu, pinus/cemara, palma/kelapa, bambu, beringin, randu, pisang, dan rumput-rumputan. Setelah menggambar pohon, peserta diminta menulis nama atau jenis pohon yang digambar.
Fungsi dari tes ini adalah untuk menilai karakter dan kepribadian seseorang dengan cara menganalisa gambar pohon yang dibuat oleh peserta tes. Hal ini dapat diketahui dari bentuk gambar, kelengkapan gambar, kerapian, cara menggambar, dan dari aspek-aspek lainnya.

2.4.2.      Alat Tes BAUM
ü  1 lembar kertas putih ukuran 8.5” x 11”
ü  pensil (medium soft)
ü  penghapus (sesuaikan dengan tujuan pemeriksaan)
ü  Kertas karton atau kertas HVS  untuk alas menggambar

2.4.3.      Langkah – langkah melakukan tes BAUM
Test ini dapat disajikan secara individual ataupun klasikal, waktunya pun tidak terbatas tapi biasanya 10 menit. Pada test ini subyek diminta untuk menggambar pohon, pohon buah. Perintah menggambar pohon ini bisa bervariasi. Adakalanya anda diminta menggambar pohon tertentu seperti pohon apel, pohon mangga, dan lainnya, Atau pohon tanpa buah, atau pohon merambata, atau pohon besar, ataupun sebuah pohon dengan kriteria yang diinginkan penguji.


Administrasi tes :
1)      Pada lembar kertas putih polos tersebut, testee diminta untuk mengisi identitas dirinya berupa : nama (inisial), jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, serta tanggal pemeriksaan (tes).
2)      Kemudian balik kertas tersebut dalam posisi vertikal (portrait) lalu berikan instruksi : " Gambarlah pohon berkayu atau berkambium, KECUALI pohon pisang, kelapa, randu, beringin, semak atau perdu, bambu, pinus atau palma, cemara dan pohonpohon lainnya yang tidak berkayu."
3)      Perhatikan apakah instruksi benar-benar dipahami oleh testee.
4)      Bila testee sudah memahami instruksi, biarkan ia menggambar dengan menggunakan pensil HB yang telah disediakan.
5)      Selama testee menggambar, tester harus mengobservasi dan mencatat hasil observasinya.
6)      Setelah selesai, balik kembali kertas tersebut dan mintalah testee untuk menuliskan nama pohon yang digambar.
Instruksi yang lebih spesifik
1)      Berikan kertas gambar dalam posisi vertikal kepada testee. Jika tes dilakukan secara klasikal, pemberian kertas ini bisa dilakukan saat testee sedang mengerjakan tes sebelumnya.
2)      Katakan kepada testee: “Kepada anda telah dibagikan sehelai kertas kosong. Ambillah kertas itu dan tuliskan identitas anda di sudut kanan atas kertas ini (tunjukkkan kertas dalam posisi vertikal kepada testee)”.
3)      Katakan lagi: “Gambarlah satu pohon kayu apa saja, kecuali pohon pisang, jenis kelapa, beringin, jenis pinus, jenis rumput-rumputan, jenis kapuk, bambu, dan semak-semak”. “Apakah ada pertanyaan?”
4)      Bila testee mengatakan tidak bisa menggambar, katakan: “Saya tidak melihat baik buruknya gambar, tetapi melihat cara Saudara menggambar”.
5)      Lalu katakan: ”Jika sudah paham, silakan mulai menggambar.”
6)      Pada saat testee terlihat hampir menyelesaikan pekerjaannya (sekitar 4-5 menit sebelum batas waktu pengerjaan – jika waktu dibatasi), bagikan lembar kerja berikutnya (misalnya lembar Wartegg, dalam posisi tertutup).
7)      (Jika testee sudah selesai menggambar, katakan) : ”Ya, selesai. Silakan simpan hasil kerja anda di sudut meja.

2.4.4.      Makna Tes/ Filosofi
Berikut ini adalah interpretasi dari setiap bagian pohon yang digambar:
1)   Mahkota (daun, bunga, buah)
Mengindikasikan tentang kemauan kontak dengan lingkungan sosial, hubungan timbal balik antara dunia luar dengan dirinya. Sebagai refleks super ego dari cita-cita, keinginan, kemauan logika, norma dan etika yang ditaati.
2)   Cabang atau dahan
§  Menggambarkan pengorganisasian kepribadian dan kemampuan individu untuk memperoleh kepuasan dari lingkungan.
§  Cabang bentuknya luwes dan tepat, indikasinya hubungan individu yang normal, fleksibel dan memuaskan dengan lingkungan sosial.
3)   Batang
Merefleksikan perkembangan psikologis, perasaan dari dorongan dasar, penyaluran dari dorongan tersebut (berhubungan dengan kekuatan ego) Permukaan batang merefleksikan kekuatan ego.
4)   Akar
Kebutuhan dari hawa nafsu, dorongan impuls dasar, keinginan fisik dan sifat pasif.
·           Bila akar tidak tampak: normal
·           Bila akar tampak: belum tercapainya kedewasaan, sedang mencari pegangan, dikendalikan oleh kekuatan tidak sadar (hawa nafsu), lemahnya kekuatan dan usaha,  konservatif, sukar melepaskan diri dari persoalan yang dihadapi.
·           Akar pada anak-anak:  normal
5)   Pangkal pohon
Menunjukkan hubungan individu dengan lingkungan sekitarnya. Berhubungan dengan bentuk-bentuk komunikasi




Tata Letak Pohon
Menurut Jonathan Rich, Ph.D tentang tata letak pohon yang digambar: 

Di mana letak pohon yang digambar testee pada kertas?

Di tengah: 
Testee praktis dan rendah hati. Sama seperti anda yang memilih di bagian tengah, anda juga menerapkan pendekatan jalan tengah. Testee menangani masalah-masalah dengan sikap mengharapkan yang terbaik dan membayangkan yang terburuk. Dengan cara ini anda siap dengan apapun yang terjadi.

Di bagian bawah:
Testee lebih suka melakukan riset terlebih dulu sebelum memutuskan apakah anda merasa yakin atau pesimistik akan sebuah solusi, ini disebabkan bagian bawah dari pertengahan halaman melambangkan pendekatan hidup yang membumi.

Di bagian atas:
Testee melihat hikmah dari semua masalah. Semakin tinggi letak pohon anda menunjukkan sikap anda yang semakin tinggi dalam memandang hidup. Kendati pun hal-hal terjadi tidak seperti yang Testee inginkan, Testee memandangnya sebagai pengalaman pembelajaran.

Bagaimana bentuk batang pohon yang Testee gambar?
Lebar: 
Batang pohon melambangkan kekuatan emosional. Batang lebar berarti anda bisa tetap tenang dan tidak mudah marah. Testee pusat ketenangan di tengah badai. Pendirian anda juga kuat.

Ramping:
Anda fleksibel dan terbuka dengan pandangan-pandangan atau pendapat orang lain. Testee juga sensitif dan banyak empati untuk masalah orang lain.

Pohon bercabang dipuncak: 
Anda terpecah di antara beberapa pilihan hidup saat ini.

Bagaimana tinggi pohon Testee?

Lebih dari setengah tinggi kertas: 
Menggambar pohon lebih tinggi menunjukkan hasrat untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam hidup. Orang dermawan dalam soal uang. Dan dalam bekerja anda seksama serta men cek ulang untuk memastikan anda bekerja dengan baik.

Tinggi pohon kurang dari setengah tinggi kertas:

Testee puas dengan hidup ini apa adanya. Testee juga hemat dan sangat efisien.

Di mana letak pohon Testee?
Di tanah: 
Testee mendambakan rasa aman dan stabilitas. Testee menyukai kehidupan keluarga dan lebih suka pekerjaan di mana anda bisa bertahan bertahun-tahun.

Di pot:
Testee sangat sibuk bekerja sepanjang waktu. Testee senang berpergian dan bertualang, serta mengenal orang-orang baru dan tempat-tempat baru.

Di puncak gunung: 

Testee mendambakan perhatian dan senang menjadi pusat perhatian. Testee adalah entertainer alamiah dan komunikator ulung yang membuat orang tertarik pada anda.

Melayang (tidak ada dasarnya): 
Testee impulsif dan spontan. Testee sangat mudah menjadi senang jika sesuatu mengilhami Testee.

Di pulau: 
Testee memerlukan banyak waktu untuk menyendiri untuk mengisi ulang energi anda, juga membantu Testee untuk menemukan solusi dari masalah Testee


Apakah pohon mempunyai dahan?
Ya: 
Testee adalah orang yang berorientasi pada otak kiri. Dalam survei-survei, dahan-dahan digambar oleh orang yang logis dan analitis. Testee jarang kehilangan kesabaran karena anda terlalu sibuk memikirkan solusi rasional untuk semua masalah yang muncul.

Tidak:
Jika anda hanya menggambar kerangka dasar pohon, berarti anda dikuasai oleh otak kanan yang intuitif. Testee mengikuti instink-instink anda dalam segala sesuatu, mulai dari menerima pekerjaan sampai berteman dengan orang baru. Dan biasanya anda benar.

Condong ke arah manakah pohon Testee?

Ke kiri: 
Testee cenderung memendam apa yang anda pikirkan. Sikap anda konsevatif dan introvert. Testee tidak menyukai guncangan-guncangan. Meskipun anda tidak setuju anda akan menyimpannya untuk diri sendiri.

Ke kanan: 
Testee berorientasi pada aksi. Testee akan mengatakan apa yang anda pikirkan walaupun bertentangan dengan pandangan-pandangan orang lain.

Lurus: 

Testee berada di tengah antara memendam perasaan-perasaan Testee dan mengungkapkannya. 
Jadi Testee cenderung memilih perang dengan diri anda. Testee akan bicara hanya jika masalah itu benar-benar penting untuk anda.

Apakah ada akar?

Ya: 
Akar melambangkan keluarga dan sejarah, berarti masa lalu penting bagi anda. Testee menganggap itulah dasar dari siapa anda saat ini 
dan membantu anda memahami diri sendiri secara lebih baik, Testee menyukai tradisi keluarga, resep-resep yang diturunkan dari ibu, juga pusaka/peninggalan dari keluarga Testee.

Tidak : 
Anda fokus pda masa depan. Anda mandiri dan senang menciptakan tradisi-tradisi baru.  Anda belajar lebih banyak tentang diri anda dengan merasakan situasi-situasi baru dan bertemu dengan orang-orang baru.

Apakah pohon Anda didominasi oleh daun?

Ya: 
Anda adalah pemikir yang dalam. Studi-studi menunjukkan daun melabangkan pemikiran. Orang-orang yang menggambar daun adalah orang yang selalu memikirkan apa saja. Selain membuat anda suka merenung dan introspeksi, sifat ini juga membuat anda mengambil keputusan dengan hati-hati. Karena anda cenderung melihat manfaat dari semua masalah.

Tidak: 
Anda cenderung memandang dunia ini adalah hitam dan putih. Kurangnya daun berarti anda tidak mudah tergoyahkan dengan banyaknya warna abu-abu dari suatu masalah. Anda tidak membuang waktu memusingkan solusi dari sebuah masalah. Anda memilih sebuah rencana aksi dan bergerak ke depan.

Apakah Anda menggambar yang lain selain pohon?

Buah: 
Yang membuat anda paling bahagia adalah melihat hasil pekerjaan yang dikerjakan dengan baik.

Rumput: 
Anda punya rumah dimana para tamu mersa disambut baik dan keluarga anda betah tinggal disana, mebuat anda merasa paling damai.


Bunga: 
Anda paling bahagia jika dikelilingi kebahagiaan (orang-orang disekitar anda bahagia).

Burung atau hewan di sekitar pohon: 
Anda cinta pada keluarga dan teman-teman, dan itu adalah kebahagaiaan terbesar anda.

Ayunan: 
Anda paling bahagia jika meluangkan waktu untuk bersenang-senang.

2.4.5  Poin Untuk Menilai Karakter
          1. besar pohon secara keseluruhan = besaran kepercayaan diri si penggambar
● gambar keseluruhan besar : tipe orang yang percaya diri
● gambar keseluruhan kecil : tipe orang yang minder dengan dirinya sendiri
         2.  batang = besaran semangat
● besar : orang yang aktif dan enerjik
● kecil : orang yang pasif dan lesu
          3. akar = kondisi psikologis saat ini
● menancap dengan mantap : keadaan yang tenang dan stabil
● tidak ada tanah atau tidak ada akar : keadaan yang tidak tenang dan stabil
          4. dahan = hubungan dengan orang lain (I)
● dahan yang pendek atau tidak ada dahan : tertutup dan tak pandai berhubungan dengan orang lain.
● Dahan yang panjang dan tumbuh memanjang ke atas : terbuka dan berpikiran positif
          5. daun, bagian yang hijau = hubungan dengan orang lain (II)
● besar : penuh semangat dan ceria
● kecil : pendiam dan pemalu
● dedaunan yang tampak lembut : penuh toleransi dan baik hati terhadap orang lain
● dedaunan yang tampak menusuk : judes atau pelit pada orang lain





BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Tes grafis adalah bagian dari tes proyektif di ilmu psikologi. Awal mula tes ini berkembang pada abad 20 permulaan meskipun pada jauh dekade sebelumnya sudah terdapat berbagai aplikasi grafologi berupa pembacaan tulisan tangan, tanda-tangan dan coretan-coretan manusia yang dapat diintepretasikan. Tokoh penting akhir abad ke-19 seperti Fechne, Wundt dan Ebbinghaus sebagai psikiater di bidang gangguan mental mempengaruhi teknik-teknik untuk melakukan asesmen klinis terhadap para pasiennya. Di bidang grafologi salah satu tokoh penting tentu saja Goodenough, Machover, Moch, Kinget, Wartegg dan lain sebagainya. Bidang ilmu ini sebenarnya terus berkembang sampai saat ini dengan metode kualitatif maupun kuantitatif untuk mengungkap proyeksi dari grafis.

Dengan berbagai aliran pencabangan mengenai tes grafis ini, kami hanya akan menerangkan alur utama mengenai tes grafis dan klasifikasi dasar mengenai grafologi tersebut. Adapun tipe utama tes grafis ini adalah:

  • Tes Draw A Man
  • Tes menggambar pohon
  • Tes analisa tulisan tangan
  • Tes Wartegg




7 komentar: